ku ku gores kata dengan jiwa
lukiskan panorama, pesona, fenomena
ku ikat segala geliat
lukiskan panorama, pesona, fenomena
ku ikat segala geliat
yang terlihat dan tercekat di rongga
ku lahap indahnya
ku tangkap maknanya
ku tangkap maknanya
ku rindu syahdu-Mu
ku agungkan dalam haru biru
kilau telaga
bening air
biru langit
luas samodra
hembusan
angin
yang
menghias cakrawala
gunung-gemunung
kicau burung
keringat
petani yang hangatkan pagi
angsa menari
di jernih kolam
berhias
sawah terhampar luas
hijau
meneduhkan mata, mendamaikan jiwa
ikan meliuk
berenang riang
kecipak air
meloncat-loncat kegirangan
rintik hujan
berdendang
melantunkan
lagu merdu mendayu
mengabarkan
kedukaan dan menebar kengerian
kala diusik
hadirnya, dibabat habis rumah lindungnya
dan
pohon-pohon perdu di lereng-lereng itu
semakin
membisu karena ulahmu
tinggal tunggu waktu
pasti kan
datang memilu
sejatinya gunung menjulang
memberi ketegaran dan pendirian
bagi siapa yang sanggup menangkap
pelajaran
bukan perusak alam dengan lava pijar
yang garang mematikan
alam begitu
damai indah permai
tak
kubiarkan lepas dalam genggaman
tak
kubiarkan musnah dalam ingatan
kan ku
rengguh dengan sungguh
kan ku
simpan dan rekam
dalam
untaian kata
bermakna
Manggisan
Asri, Wonosobo, 7 April 2015
2 komentar:
Thanks Gan, bagus banget - Renungan
Puisinya bagus.
Salam
Posting Komentar