Selasa, 29 Januari 2013

ISO 9001 : 2008 Tetap Jalan


Mustangin sedang memberikan sambutan

Wonosobo – “ Terima kasih, ternyata system managemen mutu di SMPN 1 Wonosobo sangat bagus. Atas nama PT Global, saya tetap merekomendasikan SMPN 1 Wonosobo dapat menggunakan ISO 9001 : 2008” kata Riscentia Wandira Weksa, auditor ISO pada penutupan Audit Eksternal, Selasa, 29 Januari 2013 di Ruang Multi Media SMP1 Wonosobo. Pernyataan tersebut sangat membanggakan guru dan karyawan mengingat status RSBI tinggal beberapa bulan lagi. 
Audit bagian kurikulum
Artinya walau SMPN 1 Wonosobo tidak menyandang predikat sebagai RSBI lagi namun semangat untuk mempertahankan dan meningkatkan managemen mutu terus diupayakan, dan berhasil. Seperti diakui Kadin Dikpora Kabupaten Wonosobo, Mustangin, S.Pd, M.Si bahwa tingkat kedisiplinan dan kualitas SMPN 1 Wonosobo sudah beliau rasakan saat dulu jadi siswa SMP 1. Diharapkan oleh Mustangin, hilangnya RSBI tidak berpengaruh terhadap mutu layanan. “ Kelasnya tetap sekelas RSBI meski ada pengurangan dana” pesannya. “ Kalau audit internal beres, insyaalloh audit eksternal lebih baik. Seperti nilai ujian nasional di SMP 1 Wonosobo, lebih tinggi dari pada nilai raport. Itu cerminan bahwa sekolah maju” imbuhnya.
Tim ISO SMP 1 foto barsama Auditor PT Global
Audit ISO tahun 2013 ini merupakan audit pengawasan kedua. Dilaksanakan untuk memastikan penerapan managemen ISO 2008 apakah masih ada di SMPN 1 Wonosobo atau tidak. Untuk memotret data tersebut, auditor melakukan wawancara langsung dengan pihak yang bersangkutan. Auditor juga melihat data sebagai bukti sudah melakukan kegiatan. Sedangkan data diambil secara sampling. Apabila ada temuan, jangan dijadikan hambatan tapi sebagai masukan tentang system di SMP1 Wonosobo. Pelaksanaan audit yang dimulai sekitar jam 09.00 WIB di bawah pantauan Kadin Dikpora Kabupaten Wonosobo, Kabid Pendidikan SMP (Slamet Faizi, M.Si), Pengawas SMP (Hari Subardo, S.Pd, MM) dan Ketua Komite Sekolah (Rustanto AL) ini berakhir jam 17.00 lebih.
Warga spenza foto bareng usai closing meeting
Kesungguhan Top Managemen (Parwanto, S.Pd, MM.Pd) untuk tetap berkomitmen menjadi sekolah unggul dan terbaik di Kabupaten Wonosobo, disambut tepuk tangan meriah oleh segenap warga sekolah. Apalagi pujian auditor di acara closing meeting bahwa pelaksanaan audit yang lebih cepat dari tahun berikutnya, sebagai cerminan kalau dokumennya lebih lengkap. Sasaran mutu juga sudah bagus. Hanya ada beberapa temuan minor di bagian Humas, BK, TU, dan Pengelola Lab. Bravo Spenza Jaya, luar biasa!!(eko Hastuti)

Membawakan Suatu Acara dan Pidato



Kelompok sedang perkenalan untuk membawakan acara

Salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas 8 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 adalah membawakan suatu acara. Materi ini tidak cukup hanya memahami dan mengetahui tentang seluk- beluk membawakan acara saja. Namun diharapkan siswa juga memiliki kompetensi dalam membawakan acara dan pidato. Kenapa harus dengan pidato, karena rangkaian suatu acara tidak lepas dari pidato atau penyuluhan. Untuk itu, bagi siswa kelas 8F dan 8G SMPN 1 Wonosobo dalam beberapa tatap muka pada minggu kemarin telah melaksanakan kegiatan  tersebut.
Gaya Satya saat berpidato
Banyak kelucuan saat siswa praktek membawakan acara dan pidato. Meski acara dikemas dalam satu paket secara berkelompok, namun peran anggota kelompok sangat berbeda baik segi gaya, isi, maupun ekspresi. Bagi yang telah mempersiapkan dengan baik, nampak PD saat tampil di depan kelas. Namun sebaliknya, siswa yang belum siap, masih canggung bahkan grogi. Gaya orator dengan memegang meja tanpa sadar banyak dilakukan siswa.
Ekspresi peserta penyuluhan yang ditampilakan oleh Hani Cs
Gaya unik lain antaranya memasukkan salah satu tangan di saku, posisi istirahat dengan tangan di belakang, ngapurancang, memegang bolpoint, memegang ikhtisar pidato, dan lain-lain. Demikian juga dengan penampilan pembawa acara, sangat beragam. Dari segi penggunaan bahasa, ada yang lancar ada yang tersendat karena lupa. Pendengar pun menampakkan antusiasme yang berbeda. Siswa yang aktif akan memberi tanggapan di akhir acara atau mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang tampil. 
Salah satu sikap berpidato yang belum benar
Kelompok pun akan menanggapi dengan sungguh-sungguh sesuai peran masing-masing. Apabila dinikmati dengan senang, pembelajaran membawakan acara bisa juga menyenangkan dan mengasyikkan. Semua tergantung pada sikap guru dan siswa saat berlangsungnya pembelajaran. Apalagi kalau ditinjau dari kemanfaatannya dalam pembentukan karakter siswa. Dengan belajar membawakan acara dan pidato secara kelompok dapat menjadi ajang keberanian tampil di muka umum, berlatih mengajukan pertanyaan, menanggapi pertanyaan, menjadi pendengar yang baik, dll. Intinya banyak karakter terbentuk dari pembelajaran ini, seperti berani, jujur, tanggung jawab, sportif, teliti, cermat, kerja sama dan sebagainya.  Jadi, sangat disayangkan bila pembelajaran membawakan acara hanya  sekedar  teori  saja. (eko hastuti)

Senin, 28 Januari 2013

Menulis Cerpen Itu Mudah

Maria Bo Niok menjawab pertanyaan peserta
Itulah judul workshop kepenulisan yang diselenggarakan Perpusda Wonosobo bekerja sama dengan Yayasan Tirto Utomo, Senin, 28 Januari 2013 mulai jam 08.30 -13.00 WIB di ruang Audio Visual Perpusda setempat. Kegiatan yang diikuti oleh berbagai perputakaan desa yang tersebar di seluruh penjuru Wonosobo ini menghadirkan penulis perempuan kenamaan Wonosobo, Maria Bo Niok sebagai nara sumber utama. Sedangkan Ripta, pegawai Perpusda bagian layanan Referensi menjadi pemateri kedua dengan judul “ Mecari Inspirasi Menulis “.
Ripta sedang menyampaikan materi
 Agenda tahunan ini sudah yang keempat dalam serangkaian kegiatan Tirto Utomo Award bagi kemajuan pendidikan di Wonosobo, khususnya bidang literasi sastra dan non sastra. “ Karya sastra adalah bagian dari budaya dan mencerminkan sebuah peradaban. Kualitas karya sastra mencerminkan identitas jati diri dan bukti keberpihakannya pada nilai kehidupan yang sedang berjalan” kata Maria Bo Niok. Karena itu, workshop penulisan cerpen diselenggarakan sebagai ajang berbagi dan berlatih bagaimana cara menulis cerpen yang ‘nyastra’.
               
Peserta dari SMPN 1 Wonosobo bersama Maria Bo Niok
 Sebenarnya menulis mudah itu bagi yang sudah biasa, bagi pemula tetap harus mengalami  proses kreatif yang kadang terasa sulit. Yang penting terus menulis, entah nanti mau jadi cerpen, novel, puisi dan lainnya itu urusan nanti. Sering membaca dan berlatih menangkap gambaran kehidupan di sekeliling kita menjadi modal menulis.  Soal tata tulis dan tanda baca, jangan menjadi kendala pada awal menulis. Tulis apa saja dengan variasi kata agar enak dibaca dan menarik. Jika proses kreatif menulis terus berjalan, menulis akan menjadi kebutuhan. Seperti kata Paul Jenings, “ Menulis adalah keperluan pribadi bukan tugas. Karena di dalamnya ada kesenangan dan manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Ada nilai yang tidak terukur dalam kegiatan ini (menulis)”.
Hal senada juga disampaikan oleh Suripta dengan mengutip pernyataan bahwa tulisan kabur pun lebih bagus dari memori. Artinya, seperti apa tulisan kita masih lebih baik dari pada sekedar angan-angan atau ingatan yang tersimpan di kepala. Memori otak kita sangat terbatas, karena itu perlu media untuk mengabadikannya dengan tulisan. Entah itu karya fiksi maupun non fiksi. Sumber inspirasi itu dapat diperoleh dari berbagai cara. Mengamati sekitar kita, membaca buku/majalah/koran/tabloid bisa memperkaya wawasan, melihat film, membaca Al-Qur’an, dan sebagainya. Ajang berlatih menulis dengan mengikuti berbagai lomba penulisan atau dengan mengirim karya ke media. Untuk tulisan jenis fiksi perlu mengingat , walaupun karya imajinatif tetapi tetap berpijak pada kehidupan nyata. Bagi pemula, Ripta memberi tips menulis, antara lain : nulis yang kecil-kecil dulu, nulis di sela-sela waktu luang, paksakan diri untuk terus menulis apa saja, nggak ada sesuatu itu instan maka perlu proses, dan bisa memulai dengan menulis pengalaman unik atau menulis surat pembaca.
Aku bersama Diffa, Lintang, Maria Bo Niok, dan Erina
                Dalam pelatihan ini, Perpustakaan Srikandi, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo mengirim lima orang peserta yang juga siswa SMPN 1 Wonosobo, yakni Adrian, Diffa, Lintang, Erina dan Eko Hastuti selaku pengelola dan pembimbing menulis kreatif. Acara ditutup  tepat jam 13.00 WIB oleh pustakawan Perpusda selaku ketua penyelenggara, Hartati Ngesti dengan ceria. Peserta mendapat sertifikat pelatihan dan snack di akhir acara. Makasih ya Mbak Tatik, yang sering-sering saja acaranya, he..he.. (Eko Hastuti).