Jumat, 21 September 2012

WORKSHOP REVIEW PENINGKATAN KOMPETENSI ACTION RESEARCH


Pembukaan Workshop oleh Bp Sutarmanto
Sebanyak 140 orang guru SD dan SMP RSBI se-Jateng mengikuti workshop review peningkatan kompetensi action research di LPMP Semarang. Kegiatan yang berlangsung tanggal 17 hingga 20 September ini merupakan kegiatan lanjutan dari workshop peningkatan kompeteni menulis PTK yang telah berlangsung beberapa waktu yang lalu. Sebagai pertanggungjawaban peserta workshop yang didanai sebesar 3.5 juta rupiah, peserta harus mengumpulkan laporan PTK, artikel ilmiah, CD Laporan dan artikel, dan banner/poster.
Peserta workshop (140) orang guru SD & SMP RSBI
Laporan dan poster peserta lalu dilombakan oleh panitia untuk diambil masing-masing tiga besar. Sebelum workshop dimulai, acara dibuka oleh Bp Sutarmanto, M.Pd selaku Kepala Seksi PPTK Dikdas Jateng dilanjutkan pembinaan tentang kebijakan PPTK dan pengarahan program. Beberapa materi inti workshop, seperti Penulisan Laporan PTK, Penilaian Laporan PTK, Teknik Presentasi, Penulisan Artikel, dan Penyusunan dan Penilaian Poster disampaikan oleh nara sumber yang sangat berkompeten yakni Bp Subiyantoro, Bp Achmad Slamet, dan Bp Haryono. Sedangkan pada sesi presentasi, keseluruhan peserta (140) dikelompokkan menjadi 7 wilayah karesidenan dengan satu orang nara sumber. Dengan demikian masing-masing wilayah terdiri dari 20 orang guru SD dan SMP sebagai perwakilan kabupaten/Kota masing-masing. Dari 7 perwakilan wilayah tersebut maju ke tahap berikutnya yakni presentasi pada kelompok besar untuk diambil 3 juara menulis laporan dan 3 juara membuat poster. 
Dalam sambutannya sebelum acara penutupan, Bp Zaenal Arifin (panitia) mengingatkan bahwa “Tujuan action research adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi di dunia pendidikan. Kepada para juara diucapan ‘selamat” sedang kepada mereka yang belum berhasil diharap tetap tekun dan serius karena menulis PTK itu sebenarnya kegiatan yang melekat pada diri setiap guru, baik didanai atau tidak”. Akhirnya,  acara ditutup dengan pembacaan juara menulis laporan dan poster yang akan mendapat piala, piagam, dan uang pembinaan. Sebagai juara 1, 2, dan 3 menulis laporan PTK yakni Syariyah, S. Ag dari SMP N 1 Tegal, Sumejo, S.Pd dari SMPN 1 Banjarnegara, dan Notnati Simatupang dari SMP Karangturi Semarang. Juara membuat poster PTK diraih oleh Nanik Sri Rahayu (SMPN 1 Banjarnegara), Ahmad Bedowi (SD 3 Brebes), dan Hotnati  Simatupang (SMP Karangturi Semarang) sebagai juara 1,2, dan 3. Penilaian poster tersebut dilakukan secara detail, berdasarkan criteria poster yang baik. Yakni menarik perhatian pembaca, dapat menyampaikan pesan secara cepat, tidak terlalu ramai, mudah dibaca, maknanya mudah dipahami, menggunakan ragam bahasa yang resmi, ada keseimbangan/balance antara bentuk, ukuran, warna dan tekstur. Poster yang baik juga mengandung alur dan penekanan pada unsur-unsur tertentu yang penting untuk ditonjolkan, serta bersifat unity (merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga memberikan kesan dan emosi. (ekohastuti)

DESIMINASI PROGRAM WORKSHOP BIMBINGAN KARIR PTK


KS Pendamping MGMP  didampingi Ketua dan Wakil
WONOSOBO - Kamis, 20 September 2012 lalu MGMP SMP/MTs Bahasa Jawa Kabupaten Wonosobo sukses menyelenggarakan kegiatan desiminasi program workshop Pengembangan Karir PTK Dikdas di RM Sari Rasa. Kegiatan yang dibiayai dengan  dana blockgrand pusat ini merupakan kegiatan akhir dari serangkaian program yang telah berlangsung sebanyak 10 kali pertemuan.
Peserta Desiminasi serius ikuti kegiatan
Desiminasi dimaksudkan untuk menyampaikan dan menyimpulkan program-program yang telah dilaksanakan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengurus kepada anggota, juga kepada penyandang dana. Harapan lain adalah agar mendapat masukan/kritik/saran yang membangun demi terlaksananya program-program sejenis di masa mendatang.

Peserta Desiminasi yang didominasi guru  perempuan
Seperti halnya telah dikemukakan oleh Sri Mulyanto selaku wakil ketua MGMP, bahwa desiminasi merupakan kegiatan akhir dari serangkaian program yang telah berjalan. 
Desiminasi bisa juga disebut  rangkuman dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan”. Imbuhnya, “ MGMP telah melaksanakan kegiatan sebanyak 10 kali pertemuan. Pertemuan 1 tanggal 14 Juli 2012 yang berupa workshop tentang kebijakan Dinas Pendidikan, Pengembangan Karir PTK, Pendalaman materi tentang 8 standar Nasional Pendidikan, dan Kebijakan pelatihan”. Kegiatan ini dihadiri oleh Kadinas, Kabid Pendidikan SMP, dan Kasi Kurikulum Pendidikan SMP Dinas Dikpora Kabupaten Wonosobo. Sedang pertemuan kedua dan ketiga berlangsung tanggal 19 dan 26 Juli 2012 dengan kegiatan Workshop tentang Sistem Penilaian oleh Kuwat, S.Pd sebagai Tutor. Pertemuan keempat berlangsung tanggal 2 Agustus 2012 dengan topik Menulis Artikel dengan Tutor Dra. Eko Hastuti, Guru SMPN 1 Wonosobo. Bapak Erman Pujianto, S.Pd sebagai Tutor workshop kelima dan keenam dengan materi Bahan Ajar (Modul). Sebagai pucak acara workshop berikutnya adalah workshop RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) oleh Ibu DR Rahaeni Suhita (widyaiswara UNS).
Pertanyaan dari peserta sedang serius didiskusikan
Sebelum sampai pada penghujung acara, workshop tentang KTSP, Penyusunan Silabus dan RPP dilaksanakan di Kampoeng Kali, Banjarnegara. Kegiatan ini dilakanakan bersamaan dengan acara tahunan MGMP yakni Silaturahmi dan Halah Bilhalal seluruh pengurus dan anggota MGMP. Kegiatan desiminasi ini selain dihadiri oleh pengurus dan anggota MGMP Bahasa Jawa SMP/MTs Kabupaten Wonosobo juga hadir Kepala Sekolah Pendamping MGMP, Bp Darmadi Prasaja. Dalam sambutannya, beliau menghimbau agar MGMP Bahasa Jawa menjadi ajang berilaturahmi, berbagi, dan belajar apa pun khususnya bidang bahasa dan sastra Jawa guna mewujudkan guru yang profesional”. Sebelum acara usai, Eko Hastuti menyampaikan hasil workshop penulisan PTK tingkat Jateng yang baru saja diikutinya di LPMP Semarang tanggal 17-20 September 2012. Workshop ini hanya diikuti oleh perwakilan guru SD dan SMP RSBI se-Jateng yang berjumlah 140 orang. Desiminasi selesai sekitar jam 13.00 WIB. (eko hastuti)

Selasa, 11 September 2012

Mozaik Puisi Sekarat

(Puisi Kolaborasi Pertama Komunitas Pencinta Sastra Wonosobo)

oleh:
Jusuf AN, Alfa Ulfalah, Eko Hastuti, dan Vanera El-arJ

/1/
seketika tiba di masa yang tak lagi teraba indra
aku kehilangan benih kata-kata
setiap rasa yang hendak kucerna
tiba-tiba terhenyak mempusara

datanglah padaku puisi!
ceritakan segala rupa kabar
lalu bumbungkan dalam noktahmu
sebab aku tak tahu lagi cara memanggil

puisi ...

di bait bibir tercibir tersingkir terjungkir
kera jiwa meraba makna
di ceruk batin nada, stanza lenyap begitu saja

datang padaku engkau wahai puisi..
kan ku titipkan rindu ini di sela baitmu

/2/
: o puisi, boleh kutanya jenis kelaminmu?
: Tuhan menciptaku
menyerupai malaikat
dari reinkarnasi jiwa
dan asa menjadi nyata

atau boleh kutahu seperti apa jasadmu?
:jasadku telah bersatu dalam jasadmu,

: o puisi apa pun jenis kelaminmu
dengan mu kami menyatu
mencumbu bebas sepi malam lepas,
memadu kata,
menghias majas
dendangkan rindu menderu di sudut-sudut waktu
menyapa wajah-wajah tak lelah suarakan gelisah

puisi ...

aku masih saja nanar memandangmu
kidung-kidung telah berlalu
dan nyanyiannya pun memudar
sampai alam mimpi berganti fajar

Wonosobo, 10 September 2012

KEGELISAHAN AWAL DARI KEABADIAN


Foto Bersama Penulis
Rasa gelisah yang sering mengungkung hati, kadang menjadi bara api yang sanggup kobarkan nurani. Kata gelisah identik dengan resah, kalut, cemas, atau kata kerennya sekarang “ galau”. Bila rasa ini tidak dikelola dengan baik, hanya menghasilkan suasana hati yang tidak tentram, tidak tenang atau tidak sabar untuk melakukan  atau berbuat sesuatu. Namun, bila gelisah ditata dengan baik, dikelola dengan matang, dan dicarikan solusi yang tepat, akan menemukan muaranya. Muara untuk mencari jati diri, mengespresikan jiwa, mengobarkan semangat untuk berbuat kebajikan, menebarkan kebaikan, dan meraih asa yang melambung tinggi di angkasa. Gelisah bukan lagi masalah yang jadi penghalang di setiap langkah. Gelisah bukan lagi sekedar keluh-kesah atau sumpah-serapah. Gelisah adalah bukti kalau kita punya peduli. Kehampaan karya, kesepian ide, kekosongan aktifitas yang mampu menyuarakan deru hati yang pilu. Sendu dengan kebekuan sepanjang waktu. Tak adanya ruang untuk berbagi  dan bersinergi. Kegelisahan jadi awal sebuah langkah untuk wujudkan komunitas yang berkualitas. Gelisah hanya muncul saat kenyataan tidak sesuai harapan. Atau impian tak terealisasikan. Jadi, kita bersyukur. Dalam satu ruang dan waktu, terkumpul jiwa-jiwa yang resah dan gelisah, jiwa-jiwa yang rindu dengan kedamaian dan ketenteraman. Jiwa yang mendamba cinta. Merenda asa. Merengkuh peluh setelah lelah meneriakkan keadilan dan kemunafikan. Mengikis habis kebusukkan moralitas pemimpin-pemimpin bangsa. Meneriakkan jeritan anak-anak bangsa yang terkapar oleh ketidakadilan dalam memperoleh hak-haknya. Mengharap ada perubahan akan ketimpangan-ketimpangan hidup di semua aspek kehidupan. Jiwa yang rindu untuk menyatu dalam bingkai sastra. Yah, memang perlu wadah untuk bergabung dan bernaung agar dapat bergayung sambut dalam mendengungkan dinamika kehidupan di Wonosobo ini.
Itulah sepotong jiwa yang mengemukan setelah kita bersua, bersapa dan bersama untuk melahirkan sebuah komunitas sastra kala Senin, 27 Agustus 2012 di rumah Mas Yusuf AN. Bincang-bincang santai antara Mas Haqqi, Mas Yusuf, Mba Nessa, Mbak Syifa, Mas Omtri, Vanera el-Arj telah berujung pada acara Launching dan Bedah Dua Buku di Perpusda Wonosobo, Sabtu, 8 September 2012 lalu. Ada sepenggal rasa yang perlu dicatat. Dunia kepenulisan adalah dunia yang paling terbuka. Siapa pun dengan profesi apa pun bahkan dalam umur berapa pun dapat  menulis. Menulis apa saja, tak terkecuali sastra. Maka, kehadiran penyair, budayawan, guru, kepala sekolah, siswa, mahasiswa, ibu rumah tangga, seniman, dan lain-lain di acara launching  buku kemarin menjadi nuansa yang indah dan menggugah. Andai kita sanggup suarakan hati, bahwa menulis tak sekedar profesi tapi panggilan hidup, maka kebenaran akan terkuak, kedamaian tertanam, jika politik salah diluruskan, kepincangan terjembatani, kesombongan terkebiri, dan sebagainya. Mudah-mudahan agenda demi agenda yang akan datang di Komunitas Sastra Wonosobo lebih mengkristalkan diri sebagai komunitas yang berarti. Mari mantabkan hati untuk menulis sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing. “Menulis itu merangkai mawar melati menjadi indah semerbak mewangi”, kata Prof.Dr. Suminto A. Sayuti. Dengan menjadi penulis, kita berarti sudah laksanakan pesan Syaikh Imam Al-Ghazali, “ Bila engkau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. Kata Guidurrahman El Mishry, “ Tulisan yang baik lahir dari energi cinta. Energi cinta membuat seorang penulis mengokohkan niat menulis, membangun sikap istiqomah dan mendorong tekat kuat untuk menghasilkan karya terbaik”. Tulisan adalah keabadian yang menyiratkan kemuliaan hati penulisnya. Seperti dikemukakan oleh Ali bin Abi Thalib bahwa, “ akal orang-orang mulia terletak pada ujung-ujung penanya”. Man jada wajada (Siapa yang sungguh-sungguh berusaha akan dapat mewujudkan impiannya). Bersama, semoga kita bisa. Salam Sastra! (Catatan : Eko Hastuti, Selasa, 11 September 2012)

Minggu, 09 September 2012

APRESIASI SASTRA PERDANA KOMUNITAS SASTRA WONOSOBO

Bp.Sugiyatno pembicara dari Kebumen
Sabtu, 8 September 2012 menjadi hari yang bersejarah bagi Wonosobo khususnya bagi dunia penulisan (literasi). Pasalnya, pada hari itu telah sukses digelar acara louncing dan bedah dua buku karya penulis-penulis Wonosobo dan sekitarnya. Acara yang digelar di Ruang Diskusi Perputakaan Wonosobo ini berlangsung mulai jam 14.00 sampai jam 18.00 WIB. Di samping acara inti louncing dan bedah dua buku, pembacaan puisi, acara juga dimeriahkan dengan penampilan Teater Banyu berupa musikalisasi Puisi.
Peserta serius ikuti acara

Peserta yang sebagian besar siswa SMPN 1 Wonosobo dan beberapa dari sekolah lain (SMAN 1, SMAN 2, SMKN 1, MTsN, dll ) sangat antusias mengikuti acara. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan pada saat tanya jawab. Dalam hal ini, Haqqi el-Anshary (Budayawan Wonosobo) yang berperan ganda sebagai pembicara sekaligus host menanggapi secara positif. Haqqi sangat bangga dengan motivasi peserta untuk mengetahui lebih lanjut soal tulis-menulis, mengingat kalau “ omongan bisa tertiup angin tetapi tulisan akan tetap abadi”, katanya. Sementara itu, Sugiyatno (Penulis, Pembicara dari Kebumen) memotivasi peserta dengan filosofinya tentang menulis, “ Menulis itu untuk ibadah, sedang penerbitan buku untuk bersilaturahmi dengan kawan penulis. Tulisan akan mengenang sebuah sejarah. Jadi, di mana pun kita usahakan untuk menulis”.
Alysfiska Diffa W. (peserta) mengajukan pertanyaan
Karya sastra berperan dalam pembentukan generasi penerus sastra. Karena itu, Tossa Poetra (Penulis, Editor Buku, Pembicara dari Trenggalek) datang jauh-jauh ke Wonosobo. Menurutnya, “ Wonosobo itu pusatnya Pulau Jawa. Banyaknya sastrawan Wonosobo mudah-mudahan akan menggerakkan perkembangan sastra di Wonosobo dan menjadi pusat sastra Pulau Jawa bahkan Indonesia”. Penggerak sastra Cyber ini menambahkan alasan mengapa acara digelar tanggal 8 September, karena hari itu adalah Hari Baca Tulis Internasional. Sementara itu, Nessa Kartika (Penulis, Pembicara dari Wonosobo) berbagi resep menulis.
" Mengawali sebuah karya dapat dengan sebuah kalimat.
Dena Isti Pasha, penanya yang paling lucu
Dalam menulis harus selalu fokus. Menulis prosa (cerpen) harus utuh, sedang menulis puisi kita haru memadatkan bahasa dan mengubah bahasa menjadi lebih indah/puitis", kata Nessa. Masih tentang resep menulis, Tossa menambahkan beberapa resep menulis menurut beberapa penulis, yakni dengan teori matahari kata (Mas Doyok), Menyebutkan satu kata benda lalu diberi kata kerja dan kata pujian (Mas Rkhmat), Kepala Bernomor (Mas DoyoK), dll. Sebelum acara yang didukung oleh Komunitas Sastra Wonosobo, Komunitas Kamboja, Sembilan Putiara Publishing dan Perpusda Wonosobo usai tampil parade pembacaan puisi oleh Djebeng Asmarasufi, Maria Bo Niok, Stevi Sumangkut, Alfa Ulfalah, Yusuf AN,Vanera El-Arj, dan Pekik Sat Siswonirmolo.
Nessa Kartika, penulis perempuan wonosobo
Sebagai penutup acara adalah Pembagian Dorprize (Buku) bagi peserta yang bertanya, yakni Lintang Madani, Dyah Ayu, Dena Isni Pasha, Alysfiska Diffa Wijaya, Nur Resqi Handhiningsari, Alfa Ulfalah, Eko Hastuti, dan Seorang Siswi dari SMAN 1 Wonosobo. Alhamdulillah, acara yang gratis ini berlangsung dengan meriah dan sukses. (Eko Hastuti)