Rabu, 10 September 2014

Catatan Kecil untuk Penggiat Literasi Wonosobo



Nessa Kartika
Senin, 9 September 2014 saya hadir di gedung KORPRI Wonosobo sekitar jam 15.00 WIB. Selain menghadiri undangan rekan penggiat Komunitas Sastra Bimolukar Wonosobo, Nessa Kartika juga untuk melihat-lihat bazar buku Gramedia di gedung itu. Suasanya agak sepi, meski sebentar lagi ada acara pengumuman Lomba Menulis Cerpen di Blog yang diselenggarakan dua komunitas yang sama-sama menyuarakan budaya literasi ‘KSB dan Mbakyu Blogger‘. Saya katakan agak sepi karena waktu itu pengunjung berkisar puluhan, sangat berbeda dengan event lain saat terselenggara momen di Wonosobo dengan pengunjung yang sangat meluap. Tentu hal ini sangat dimaklumi karena budaya baca apalagi literasi di Wonosobo masih belum menggembirakan seperti yang terjadi di daerah-daerah lain juga. Jangankan di lingkungan secara umum, di lingkup pendidikan selevel sekolah saja, budaya tutur masih sangat dominan. Guru, karyawan dan siswa sebagian besar nampak masih asyik bercengkerama di sela-sela tugas pokoknya dengan ngobrol ketimbang membaca buku atau bacaan lainnya.  
Eko Hastuti menyerahkan hadiah

Apalagi di suasana yang tegas-tegas menuntun untuk mau membaca dan menulis, terasa ada nuansa keterasingan. Belum lagi membaca yang selanjutnya untuk membeli bukunya, atau menulis untuk mengikuti lomba. Bisa jadi peminatnya hanya dalam hitungan jari. Hal ini lah yang mengetuk dua komunitas “Sastra Bimolukar dan Mbakyu Blogger” ikut cancut taliwanda menumbuhkan, mengembangkan, dan membiasakan aktivitas membaca dan menulis dalam kehidupan seharĂ­-hari. Patut diacungi jempol, lebih-lebih adanya variasi kegiatan yang menarik, seperti Talkshow MbakYu Blogger di Event "Bimalukar In Action", berbagi buku ke Perpustakaan Desa, pelatihan nulis Blog gratis, berbagai lomba penulisan, workshop, temu pengarang, aksi sosial, dan lain-lain. Ajakan untuk berbuat sekecil apa pun untuk daerah kita juga menjadi cambuk saat berperan di dalam kehidupan yang bermartabat. Yang membanggakan lagi baik KSB maupun Mbakyu Blogger sama-sama digawangi anak-anak muda Wonosobo yang peduli dengan lingkungannya. Meski tidak meninggalkan orang tua sebagai sesepuh komunitas. Kesungguhannya dalam mengemas beberapa acara yang berlangsung cukup sukses sudah beberapa event terbukti berjalan dengan lancar. Jargon menulis yang sangat inspiratif adalah ‘Dengan menulis maka aku ada’ yang ditebarkan oleh Jusuf AN sang ketua KSB pada acara workshop dan lomba penulisan sastra di Perpusda Wonosobo tahun lalu.
Bapak Suharno sesepuh komunitas
Semoga dua komunitas sosial ini ke depan lebih bersemangat lagi dalam menebarkan nuansa literasi bagi warga masyarakat Wonosobo. Sehingga dapat mengangkat dan melestarikan nilai-nilai budaya dan  potensi daerah demi Wonosobo ASRI. Berharap Wonosobo menjadi kota yang peduli akan pelestarian nilai budaya, menuju kota investasi wisata sebagai upaya peningkatan taraf ekonomi warga. Amin. Selamat berkaarya, Wonosobo menunggumu dengan setia. (eko hastuti).

Minggu, 13 April 2014

Perpustakaan Saka Guru Kebudayaan

Juara Lomba Pidato dari Perpustakaan Srikandi
Hal tersebut menjadi tugas yang tidak ringan mengingat akhir-akhir ini pelajar khususnya kurang peduli dengan budaya sendiri. Apalagi terbersit untuk ikut melestarikan dan mengembangkannya. Pengaruh perkembangan teknologi bisa jadi sebagai penyebabnya. Fakta demikian sesuai dengan pengakuan Anindita Dyah Rachmawati, peserta pidato dari Perpus Srikandi yang berhasil meraih juara 1 sebagai berikut : “ Tanpa kita sadari Wonosobo memiliki kebudayaan yang cukup banyak dan menarik.


Penari Lengger foto bareng Eka Budianta dan Ibu Tirto Utomo
Sayangnya banyak dari kita, terutama pelajar yang sepertinya acuh tak acuh terhadap budaya sendiri. Seiring dengan perkembangan zaman, makin lama pudar semangat untuk melestarikan budaya Wonosobo. Kita bahkan lebih tertarik dengan budaya luar yang kadang tidak sesuai dengan budaya kita. Padahal budaya kita sebenarnya lebih baik, bahkan ‘adi luhung’ dan mengandung nilai-nilai budi pekerti dan nilai seni tinggi”.
Wonosobo memang memiliki berbagai jenis budaya yang memiliki nilai seni tinggi seperti, Tari Lengger, Tari Embleg, budaya Cukur Rambut Gimbal, Batik Lokal “ Talun Ombo”, aneka makanan khas, dan lain-lain. Nah, peran perpustakaan dalam pelestarian budaya tersebut dengan mengajak pengguna perpustakaan agar mencintai Wonosobo. Wujud cinta budaya Wonosobo itu ada tiga menurut Bapak Eka Budianta, yakni mengenal dengan baik Wonosobo, terampil merawat baik itu menjada atau pun membuat karya baru, dan mengajak orang lain untuk mencintai Wonosobo. Kata Bapak Eka Budianta , “ Untuk mengenal budaya Wonosobo bisa dengan membaca di Perpustakaan. Setelah mengenal diharapkan terketuk untuk melestarikan dan mengembangkan. Karena itu, jadikan hobi membaca jadi budaya kita”.
Terselenggarakannya kegiatan Tirto Utomo Award V berupa lomba Pidato Antar Perpustakaan Desa dan Lomba Membuat Resep Makanan dari Umbi-Umbian direspon positif oleh, Bapak H. Kholik Arief, bupati Wonosobo. Kata beliau, “ Kegiatan Perpusda ini sederhana, tetapi menarik dan inovatif. Sebagai penghargaan kepada Bapak Tirto Utomo, nama Tirto Utomo mau dijadikan sebagai nama jalan di Wonosobo”. Beliau juga bangga akan prestasi Perpusda Wonosobo yang menjadi juara 1 Lomba Perpustakaan Daerah tingkat nasional. Demikian juga dengan Perpustakaan Desa Al-Bidayah, Sapuran, Wonosobo yang meraih Juara 1 Lomba Perpustakaan Desa tingkat Nasional. Prestasi lain yakni seringnya Perpustakaan Desa di wilayah Wonosobo yang menjadi Juara 1 Lomba Perpustakaan Desa tingkat provinsi , salah satunya Perpustakaan Srikandi, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo. Semoga, prestasi yang banyak diraih oleh perpustakaan desa maupun perpusda Wonosobo benar-benar dapat menjadi saka guru kebudayaan Wonosobo yang ‘adi luhung’. Hingga tema peringatan HUT ke-24 Perpusda Wonosobo, “ Bersama kita lestarikan kebudayaan serta kekayaan alam khas Wonosobo” dapat terwujud. Ayo, kita catat, kunci lestari menurut Bapak Eka Budianta adalah berlanjut, beragam, dan mandiri.
Ada hal menarik yang terekam dari acara peringatan HUT ke-24 Perpustakaan Umum Kabupaten Wonosobo beberapa waktu lalu. Adalah pernyataan Bapak Eka Budiyanta, salah satu yuri Lomba Pidato Tirto Utomo Award V di Ruang Audio Visual Perpusda, tanggal 15 Maret 2014. “Perpustakaan saka guru kebudayaan” kata Pak Eka. Maksudnya perpustakaan memiliki peran banyak akan kegiatan pelestarian dan pengembangan budaya. Perpustakaan tidak hanya tempat untuk baca buku, meminjamkan buku, mengembalikan buku saja, namun harus diisi dengan berbagai aktivitas positif yang menjadi wadah bagi berbagai minat, bakat, komunitas, dan sebagainya. Berbagai inovasi layanan perpustakaan tersebut tidak lain untuk melestarikan dan mengembangkan budaya. Pengertian budaya dalam konteks ini tidak hanya berupa hasil budi daya manusia tempo dulu seperti peninggalan-peninggalan cagar budaya, tari-tarian, dll. Makna budaya yang maksud adalah kebiasaan baik yang ditumbuhkembangkan melalui aktivitas perpustakaan. Sebagai contoh adalah lomba pidato dengan tema melestarikan kebudayaan khas Wonosobo. Peserta lomba pidato diharapkan memiliki kemampuan untuk tampil dan percaya diri saat menyampaikan gagasan atau pun ide-idenya dalam mengakui, menghargai, melestarikan dan mengembangkan budaya daerah Wonosobo.

Kamis, 10 April 2014

Perpus Srikandi Adakan Perayaan Kecil-Kecilan



Tumpeng HUT ke-9
WONOSOBO – Pengelola Perpus Srikandi rayakan Ultah ke-9 secara kecil-kecilan pada hari Kamis, 10 Oktober 2014  jam 15.00 s/d 18.00 WIB di Perpustakaan Srikandi, Manggisan Asri, Wonosobo. Pada Ultah yang baru kali pertama dirayakan ini, beberapa acara mulai dari pembukaan, sambutan Kepala Perpus, pemotongan tumpeng dan kue, penampilan juara Pidato, penyerahan piagam kejuaraan lomba, simpin, arisan, dan lain-lain berlangsung secara cepat. Memang bukan perayaan besar namun momentum ini sangat berarti bagi perjalanan sebuah kepedulian terhadap kemajuan pendidikan di Wonosobo ini.
Salad, sumbangan dari Bu Ipung
Pengelola juga sengaja tidak mengundang pihak-pihak terkait yang telah berjasa dalam membimbing, mendampingi dan membantu baik secara teknis maupun material. Pengelola hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih atas suport yang telah diberikan sejak awal pendirian. Sekali lagi, Pengelola mengucapkan tarima kasih kepada Perpusda Wonosobo, Diknas Pendidikan Wonosobo, Yayasan Tirto Utomo, Coca Cola Foundation Indonesia, LSM Swadaya Cabang Kebumen, berbagai Instansi yang telah membantu dalam bentuk apa pun, dan segenap warga Manggisan Asri selaku pengguna perpus Srikandi.
Pengelola menyadari bahwa layanan Perpustakaan Srikandi belum maksimal, bahkan masih banyak kekurangan. Tapi, tak mengapa, sekali waktu rayakan Ultah sebagai rasa syukur atas kesadaran bersama dalam memajukan masyarakat sekitarnya. 
Sebagian Pengelola Perpus Srikandi
Semoga kegiatan kecil ini berlanjut sampai pada generasi berikutnya sehingga pembelajaran sepanjang hayat benar-benar dapat terwujud. Hingga visi : Dengan buku ibu maju, anak cerdas, dan masyarakat berkualitas dapat bertaut. Usia kami semakin tua, tapi semangat pengabdian kami semoga tetap muda. Amin (Eko Hastuti, Kepala Perpustkaan Srikandi)

Rabu, 09 April 2014

Rekam Jejak Perpustakaan Srikandi

Perpustakaan Srikandi
Besuk adalah Hari Jadi Perpustakaan Srikandi, Andongsili, Mojotengah, Kabupaten Wonosobo ke-9. Agaknya layak bila kami Rekam Jejak Perpustakaan Srikandi untuk evaluasi dan introspeksi. Semoga ke depan Perpustakaan Srikandi lebih baik.



1.      Tanggal 10 April 2005 didirikan oleh KPPB (Kelompok Perempuan Peduli Buku) dengan unsur pengurus PKK RW 6 Manggisan Asri, Andongsili, Mojotengah, Wonosobo.
Visi Perpustakaan Srikandi : Dengan Buku Ibu Maju, Anak Cerdas, dan Masyarakat Berkualitas.
Tujuan : meningkatkan minat dan budaya baca, memberi wadah bagi ibu-ibu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sehingga dapat membuka peluang usaha, menjadi alternatif tempat rekreasi yang murah namun dapat menambah pengetahuan dan wawasan, dan meningkatkan koalitas hidup masyarakat di sekitar perpustakaan Srikandi.
2.      Tahun 2006 mengikuti Lomba Perpustakaan Desa tingkat Jateng dan mendapat Juara I. Setelah menjadi juara banyak dikunjungi pengelola perpustakaan desa lainnya baik dari kabupaten Wonosobo maupun dari luar kabupaten  Wonosobo.
3.      Tahun 2007 s/d 2009 tetap melaksanakan program layanan meski banyak kendala. Kegiatan yang pernah dilakukan antara lain, layanan peminjaman, layanan baca di tempat, pembinaan kelompok usaha kecil, bimbingan menulis kreatif, bimbinan menjadi MC, lomba mewarnai, lomba menulis puisi, dll.
      Mengikuti Workshop Pengelola TBM tingkat Jateng di Semarang diwakili oleh  Bu Puji RT 03. Tahun berikutnya mengikuti Pelatihan Pengelola Perpustakaan di LPMP Jateng diwakili oleh Eko Hastuti dan Indarti.
4.      Tahun 2010 mengikuti Lomba Menulis Puisi Tirto Utomo Award I pada HUT Perpusda Wonosobo, dan mendapat Juara I kategori SD (Nadya Fitriana) dan Juara 1 kategori SMP (Marcha Dwi Rizkika).
      Tanggal 28 April 2010 menghadiri pertemuan anggota FPDW (Forum Pengelola Perpustakaan Desa) yang ke-2 di Rumah Baca Istana Rumbia (Lipursari, Loksono)
      Tanggal 12 s/d 14 April 2010 mengikuti Workshop Pengelola TBM Se-Jateng Angkatan  III, di Gedung Monumen PKK Provinsi Jawa Tengah diwakili oleh Bu Indarti.
      Tanggal 20-23 Mei 2010 mengikuti Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelola TBM Se-  Indonesia di Hotel Sahid, Surabaya. Hal penting dari kegiatan ini adalah program pengembangan budaya baca dan pengembangan perpustakaan untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat, memperluas pengetahuan serta produktivitas masyarakat.

Ruang Baca Perpus Srikandi
5.      Tahun 2011 mengikuti Lomba Menulis Puisi, Tirto Utomo Award II dan       mendapat
      Juara 1 kategori SMP/SMA oleh Marcha Dwi R dan masuk nominasi (Nadya Fitriana)
6.      Tahun 2012 mengikuti Lomba Menulis Cerpen dan Mading Tirto Utomo Award III, mendapat Juara 1 Umum (Eko Hastuti) dan Juara 3 kategori SMP (Alysfiska Diffa W.), dan Juara Harapan 1 Lomba Mading sehingga terpilih menjadi Juara Umum.
      Tanggal 20 Desember 2012 mendapat kunjungan dari rekanan Yayasan Tirto Utomo Foundation, Robin Hartanto, dan staff Perpusda Wonosobo (Warih Seto) untuk melakukan surve penulisan buku.
7.      Tahun 2013 mengikuti Lomba Menulis Cerpen dan Mading Tirto Utomo Award IV mendapat Juara 1 Kategori SMA oleh Reny Slamet  dan Juara Harapan IV Mading oleh Tim Mading Perpus Srikandi
8.      Tahun 2014 mengikuti Lomba Berpidato dan Menulis Resep, mendapat Juara 1 kategori SMP/SMA Lomba Pidato (Anindita), dan Juara Harapan I kategori SD oleh Iyes.
9.      Mengadakan pertemuan rutin setiap tanggal 14 setiap bulannya, dengan kegiatan pembinaan KSM, kupas buku, simpin, arisan, dll. Mulai bulan April 2014 ditetapkan pertemuan setiap tanggal 10.
10.  Mendapat pembinaan dari Coca Cola Foundation Indonesia berupa  bimbingan teknis Kelompok Swadaya Masyarakat bekerja sama dengan LSM Bina Swadaya Cabang Kebumen selama dua tahun. Sehingga menjadi percontohan bagi desa-desa lain di kelurahan Andongsili.
11.  Kegiatan lain, seperti menghadiri HUT Perpustakaan Desa Bergema, Desa Pathak Banteng, peresmian pendirian Perpustakaan Kartini, Desa Andongsili, study banding ke Perpustakaan SMP Selomerto II dan Perpustakaan Al-Manan Kebrengan, dll 

 Kiprah kami memang tidak seberapa, semoga pengabdian kami berguna bagi kemajuan Pendidikan di Indonesia
(Disampaikan pada acara HUT ke-9 Perpustakaan Srikandi, tanggal 10 April 2014 oleh Eko Hastuti)