Selasa, 07 April 2015

KEMBALI DATANG

gelegar membahana
menggetarkan jiwa-jiwa luka
bersanding dengan rintikmu yang jatuh berkejaran
sama riuhnya, menikam nyeri kepedihan
di antara puing-puing harapan dan doa
kulambungkan ilusi duka
yang terus menggerus petaka
akankah datangmu kembali menebar pilu
karna marahmu belum reda?
Gemiricik jatuh menitik
seakan kau berbisik, “ tak kan ku genapkan nestapamu
sebelum aku beku dalam ruang-ruang waktu
sebelum kemarau datang menyambutku
tuk sembunyi di relung-relung sunyi
sampai kau peduli apa arti diriku yang hakiki”
debar-debar syahdu merindu
gemuruh tak mengabarkan sendu
bukan pula firasat derita yang melanda
di belahan bumi yang sedang lara
guntur menggelegar semakin terdengar
menyesakkan dada dan membuncahkan rasa
kuharap itu bukan kabar samar menabur bunga kamboja
di belahan bumi yang menanggung dosa
hanya doa yang terucap dalam harap
di ambang senja antara gemuruh dan derai hujan
yang semakin deras mencekam
Kaki Sindoro, 16 Desember 2014

Tidak ada komentar: