Selasa, 07 April 2015

LORONG GELAP

Di ambang senja aku lewat
antara puing-puing di lorong gelap
aroma arang menusuk tulang 
menohok relung batinku yang runtuh
di antara lelehan air mata dan peluh
ku tak sanggup mendengar keluh kesah
yang mengharu biru duka nestapamu
kala harta benda yang tersisa tak lagi bermakna
lorong-lorong gelap beraroma duka
jeritan tangis mengikis habis
harapan dan impian
di ambang senja di ujung asa
tertinggal derita
si jago merah tlah melahap semua
tanpa ampun tanpa dosa
jejak-jejak lidah api
masih melekat di dinding-dinding kios
yang tak lagi berpenghuni
hanya setitik cahya terang
yang menerobos ruas-ruas gang
menampilkan bayang-bayang semu
antara bimbang dan ragu
tuk menyongsong masa depan yang kelabu
aku hanya tergugu
Manggisan Asri, 23 Januari 2015

Tidak ada komentar: