(Arsip Tugas Managemen Control Tahun 2009)
Saya bekerja di
salah satu Lembaga Pendidikan Menengah di Wnsb. Mulai Tahun Pelajaran
2009/2010 ini, Lembaga tersebut menyandang predikat sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI). Peningkatan gradasi ini tentu mengandung konsekuensi logis yang harus
dipatuhi dan diwujudkan oleh seluruh “ civitas akademika” agar tiga tahun ke
depan lembaga tersebut menjadi Sekolah Betaraf Internasional. Menjadi RSBI,
harus memenuhi beberapa kriteria standar baik segi sarana prasarana, tenaga
(guru dan karyawan), kurikulum, manajemen, input dan output. Untuk menghasilkan
output yang berkualitas setaraf output kualitas internasional, visi dan misi
lembaga harus bersifat oprasional dan rasional, sehingga mudah untuk mewujudkan
dan mengukur pencapaian target yang diinginkan. Adapun visi dan misi yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
Visi
|
: UNGGUL DALAM PRESTASI, MANTAP DALAM RELIGI,
MENGUASAI TEKNOLOGI DAN
KOMUNIKASI
|
Misi
|
: 1. Mewujudkan pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Bertaraf Nasional Bertaraf
Internasional
2. Mewujudkan output yang mampu bersaing di
Tingkat Nasional maupun Internasional
3. Menghasilkan peserta didik yang mampu
menguasai Teknologi Informasi dan Informasi
dengan
tetap berkepribadian nasional serta mampu beradaptasi dengan budaya global
4.
Mewujudkan sistem penilaian Berstandar Nasional yang Bertaraf
Internasional
5.
Mewujudkan pemenuhan pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkompetensi dan
berkualifikasi
untuk mengelola Sekolah Bertaraf Internasional.
6. Mengembangkan
fasilitas dan sumber belajar sekolah yang Bertaraf Internasional
7.
Mewujudkan pembiayaan sekolah yang sesuai dengan standar biaya sekolah
Bertaraf
Internasional
8. Mewujukan
managemen sekolah yang Bertaraf Internasional
9.
Mewujudkan pribadi-pribadi peserta didik yang cerdas dan mandiri
secara intelektual maupun
Emosional
|
Salah satu
standar kompetensi yang ingin dicapai adalah standar kompetensi kelulusan bertaraf
internasional. Pada standar ini, ingin diwujudkan dan dicapai :
-
SKL plus x dan pencapaian KKM sebesar 7,5 untuk
semua mata pelajaran
-
Peningkatan GSA dan nilai UN lebih tinggi dari
tahun-tahun sebelumnya dan lulus 100%. Perolehan nilai rata-rata UN dan UAS
untuk 6 mapel matematika 84, IPA 82, Bahasa Indonesi 82, Bahasa Inggris, IPS
82, dan TIK 82.
-
Peningkatan kemampuan berkomunikasi dengan
bahasa Inggris, khususnya dalam mengikuti pelajaran Matematika, IPA, Bahasa
Inggris, dan TIK
-
Peningkatan penguasaan ICT bagi siswa untuk
kelancaran proses pembelajaran
-
Optimalisasi prestasi bidang akademik melalui
bimbingan belajar, pembinaan olimpiade (matematika,IPA,IJSO) dan pembimbingan
lomba Rumpun Bahasa serta pembinaan KIR
-
Optimalisasi bidang non akademik melalui
pembinaan olah raga, kesenian, kepramukaan dan PMR/KKR
-
Menjuarai berbagai lomba akademik maupun non
akademik di tingkat kabupaten, propinsi, nasional maupun internasional
Result Control :
Pengendalian hasil merupakan strategi
pengendalian yang menekankan hasil suatu aktivitas. Dalam hal pengelolaan
pendidikan, pengendalian hasil dapat
diterapkan tidak hanya kepada seluruh guru dan karyawan namun juga terhadap
peserta didik. Pemberian imbalan (reward) kepada pihak-pihak yang memberikan hasil
yang diharapkan dan memberikan hukuman (punishment) kepada pihak-pihak yang
tidak berhasil mendapat hasil yang diharapkan sangat tepat bagi perwujudan
bentuk tanggungjawab. Di samping juga dapat mendorong kinerja guru/karyawan
maupun semangat belajar siswa semakin meningkat. Pendekatan result control pada
lembaga pendidikan dapat dengan konsep MBO ( Management By Objective). Antara
atasan (Kepala sekolah dibantu beberapa wakil urusan bidang kurikulum, kesiswaan, sarpras,dan humas)
bersama-sama dengan guru dan Ka TU mengidentifikasi standar kompetensi lulusan
sebagai sekolah RSBI. Setelah standar kompetensi kelulusan ditetapkan, lalu
ditetapkan pula dimensi kinerja guru dan karyawan berdasarkan Tupoksi
masing-masing. Dalam pelaksanaan tupoksi tersebut selalu mengacu kepada target
yang dinginkan. Kepala Sekolah sebagai manager bertugas melakukan monitoring
atas kinerja guru dan karyawan serta hasil/target yang diinginkan. Pemberian
reward bagi pihak yang mencapai target sangat bagus bagi peningkatan prestasi
siswa.
Beberapa reward yang telah diberikan oleh guru/sekolah kepada
siswa berkaitan dengan pencapaian target/standar kompetensi tertentu adalah
sebagai berikut :
-
Bagi
siswa yang telah mencapai nilai minimal sesuai dengan KKM, siswa tersebut sudah
tidak perlu mengikuti program perbaikan baik perbaikan nilai tugas
maupun nilai ulangan
-
Siswa yang Nem UN-nya mencapai nilai maksimal
(10) mendapat uang pembinaan sebesar Rp. 100 000 untuk setiap mata pelajaran
-
Siswa yang nilai UN-nya masuk peringkat 10 besar
pararel, mendapat uang pembinaan dari sekolah sesuai dengan peringkat
masing-masing
-
Siswa yang mempunyai nilai kemampuan akademik
tinggi dan lancar berkomunikasi dalam bahasa
Inggris, serta memiliki berbagai
kompetensi non akademik akan diikut sertakan di berbagai macam
ajang lomba
-
Siswa yang tekun berlatih dalam berbagai
kegiatan seni dan karawitan, akan ditampilkan dalam acara gelar seni dan
perpisahan kelas 3 di akhir tahun dihadapan orang tua/wali siswa dan tamu
undangan,
Punisment (hukuman) :
Hukuman di sini lebih bersifat ke perlakuan dan bukan
pengurangan hasil/insentif atau penurunan jabatan bagi guru. Sedangkan hukuman
bagi siswa yang belum mencapai hasil seperti yang diinginkan , berupa tidak
diterimanya hadiah (bonus) dan berupa penugasan.
Result control idea :
Result control
hendaknya diberikan kepada siswa , guru dan karyawan. Bagi guru yang mencapai
target dalam melaksanakan pembimbingan kegiatan baik bersifat akademik maupun
non akademik diberi pangakuan dan penghargaan. Misalnya : guru yang berhasil
membimbing siswanya dalam bebagai ajang lomba diberi penghargaan, guru yang
aktif dan kreatif serta berprestasi juga
diberi penghargaan dan hadiah. Sebaliknya, guru yang kurang aktif dan tidak punya
inisiatif diberi penilaian DP 3 yang kurang sehingga yang bersangkutan akan
berusaha lebih baik. Guru tersebut juga tidak dimasukkan dalam ajang pemilihan
pembantu kepala sekolah dalam berbagai urusan. Subsidi study lanjut bagi guru
yang berprestasi walaupun hanya beberapa persen saja, juga akan merangsang guru
untuk berbrestasi, atau subsidi
pengadaan sarana pembelajaran seperti lap top, kalkulator, dll
Di samping
pemberian reward dan punishment seperti tersebut di atas, yang lebih utama
adalah terciptanya iklim yang kondusif, keterbukaan, keadilan, dan kekeluargaan
akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan dalam pengelolaan sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar