Cerita ini, terjadi di dalam
Angkot Jurusan Wonosobo-Limbangan, kira-kira seminggu yang lalu. Saya dibuatnya
tercengang. Setelah lama menunggu
penumpang penuh, masuk seorang ibu bersama putrinya yang berumur kurang lebih
dua tahunan. Si anak menenteng sebuah mainan (semula kukira mainan). Eh,
ternyata sebuah sangkar burung mungil yang di dalamnya juga ada seekor burung
Pipit yang bulunya dicat warna-warni.
Sepintas juga saya kira burung-burungan. Eh, ternyata burungnya hidup, mungkin karena lapar atau lelah saja, burung itu nampak lesu, tidak bergairah sama sekali. Dari pada tanda tanyaku terkubur dalam hati tanpa jawaban, aku beranikan menyapa?
Sepintas juga saya kira burung-burungan. Eh, ternyata burungnya hidup, mungkin karena lapar atau lelah saja, burung itu nampak lesu, tidak bergairah sama sekali. Dari pada tanda tanyaku terkubur dalam hati tanpa jawaban, aku beranikan menyapa?
“ Suka burung ya, Dhik?”
“Iya, Bu! Tadi sudah saya larang
ngga usah beli burung malah nangis. Mau saya belikan boneka juga tidak
mau. Ya, dari pada ngga mau pulang, saya
belikan saja burung ini” jawab ibu gadis kecil kesal.
“O…begitu” jawabku tertegun.
Penumpang angkot lainnya pun
sepertinya juga keherannan. Kok seperti ada yang ganjil. Perempuan suka mainan
anak laki-laki mungkin sudah biasa, atau sebaliknya. Tapi kalau yang disukai
seekor burung dalam sangkar kok agak ganjil juga.
Belum reda rasa keheranan
terhadap pemandangan itu, masuk penumpang lain (Bapak-bapak dengan seorang anak
laki-laki kecil). Dari usianya tidak jauh beda dengan si gadis kecil tadi.
Heran juga, anak laki-laki kecil tadi menenteng sebuah boneka agak besar.
Sepintas boneka itu seukuran dengan tubuhnya yang mungil. Hem….aneh lagi.
Orang-orang pada tertegun untuk yang kedua kalinya. Seorang cowok kecil suka
dengan boneka.
“Saya tadi sudah melarang beli boneka, eh…malah nangis. Saya ganti
bola, apa pistul-pistulan tidak mau. Yah, dari pada nangis dan tidak mau
pulang, saya belikan saja” kata Si Bapak itu menyerah.
Hem…gadis suka burung, bujang
suka boneka. Ada apa fenomena ini? Sepertinya sebuah perlambangan kehidupan
yang sangat kontras. Kontradiksi yang nyata terjadi. Seperti juga perbedaan
yang sudah menggejala beberapa kurun ini : laki-laki berambut gondrong,
beranting-anting, pakai kalung, bahkan ada yang berpakaian layaknya perempuan.
Sementara si perempuan : berambut cepak, bercelana jean, tanpa mengenakan
asesoris layaknya perempuan. Yah, tomboy lah. Semoga bukan kesalahan persepsi
akan emansipasi.
Ya, Alloh…ampunilah kami, bila
ini bukan rekomendasi-MU, melenceng dari naluri dan menjadi tanda-tanda sebuah
peradaban yang sudah terkontaminasi oleh berbagai tren dunia. Atau memang sudah
kehendak-Mu sebagai bukti kuasa-Mu bahwa apa pun yang Engkau kehendaki pasti
terjadi. Hanya kalau boleh berharap, tunjukkan kami kebenaran sehingga Nampak di
mata kami, antara kemurkaan dan kemuliaan. Waallohua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar