Selasa, 07 April 2015

DI DANGAU

langit membiru dibelai angin sepoi
menyaksikan petani duduk termangu
menatap sawah dengan senyum merekah
di sampingnya pohon pepaya gagah perkasa
menggelantung segar buahnya
daun pun meliuk menyapa langit
seakan hati berkait
di dangau petani melepas penat
menghabiskan keringat saat cangkul dan sabit menjerit
terpanggang panas matahari
saat kau olah tanah dan kau tebar benih
dengan peluh menganak sungai
hamparan sawah bak permadani hijau
meneduhkan jiwa menuai asa
kala bulir-bulir padi telah menjadi
merunduk tanda berisi
kau berharap kali ini panen tiba
meski berebut dengan tikus dan cicit burung
yang terus menggerus nasib
yang terjepit dan menjerit
mengejar harga-harga yang menggila
menyesakkan dada
tapi petani tak pernah lelah
membanting tulang dengan pasrah
disaksikan dangau tempatnya mendesau
mengalunkan doa dan puja
dangau di tengah sawah pun, meneduhkan gerah
bertiang bambu beratap rumbia
kau gantung baju dan celana kerja
yang tak lagi jelas warnanya
namun kau tetap songsong hangatnya mentari pagi
sambut merdunya kicauan burung
beningnya embun di rumpun padi
di antara titian pematang
dalam himpitan hidup
yang semakin garang
kau tetap meladang
Manggisan Asri, Wonosobo, 6 April 2015

1 komentar:

JavaInBlue mengatakan...

Bagus banget, thanks yaa.. Renungan