Sabtu, 29 Oktober 2011

Curhat 2 Garis

Wonosobo, Senin, 28 Maret 2011 Jam 03:22:10
Garis adalah coretan panjang baik lurus, bengkok atau melengkung. Garis lurus dapat menjadi haluan atau tuntunan hidup. Kalau hidup kita isi dengan berbagai aktivitas positif. Ya…lurus tidaknya garis yang kita buat akan berdampak pada garis hidup itu sendiri. Namun, buatlah garis yang lurus jangan bengkok atau melengkung kalau ingin hidup kita baik-baik saja. Minimal itu upaya kita, doa kita, dan harapan/asa kita. Bukankah kita hanya bisa berusaha, Tuhan Sang Penentu garis hidup itu  sendiri? Kata orang bijak, garis hidup itu sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Hanya kita sendiri yang bisa menjaga, memelihara, memupuk dan mengembangkannya, atau mengubah bila itu mungkin.
Berbicara soal garis, aku jadi sangat sadar kalau saat kita berada di garis belakang,  kita harus tahu posisi dan porsi. Tahu diri dan tahu situasi. Itulah yang kadang  membuat kita harus berdiam diri pada situasi yang takperlu buka mulut, unjuk gigi atau tunjuk jari. Biarlah orang berlomba menuju di garis depan untuk memimpin suatu perlombaan. Beradu cepat membuka jalan tak peduli jalan itu bengkok atau lengkung. Biarlah orang akan beradu argumentasi biar nampak cerdas dan pintar sendiri, aku tak suka begitu. Pintar tak perlu dipamerkan, gelar taktayak diumbar. Pangkat, jabatan, apalagi harta kekayaan sangatlah tabu jadi bahan obrolan. Orang akan tahu sendiri saat kita diam pun. Karena semua itu jadi satu garis bila kita menilainya dengan satu sikap bahwa semua itu  titipan Tuhan. Kapan pun, di mana pun saat Tuhan menghendaki garis itu putus, kita stop. Taksanggup lagi menyambungkan garis dari satu titik ke titik lain karena suratan takdir. Tapi sebelum garis akhir itu digoreskan, takperlu kita menunggu dalam diam. Banyak yang harus kita lakukan meski tidak berada di garis depan atau garis tempur. Memang saat di barisan depan  kita menjadi kunci dan tombak bagi orang-orang di belakang kita? Tapi, saat kita di garis belakang pun kita tetap memegang peran untuk melakukan apa yang harus kita lakukan sesuai kapasitas kita masing-masing.
Jadi, jika dibilang berdiri di garis lurus, itu posisi yang menyulitkan, itu benar. Karena kita harus pegang kuat-kuat pendirian dan prinsip agar garis itu tetap lurus. Garis yang taktergoyahkan meski dibengkokkan atau dilengkungkan kecuali kita sendiri yang melakukan. Karena bila kita  yang melakukan sudah diukur dengan penuh pertimbangan dan kematangan. Aku cukup paham, bahwa garis yang kubuat adalah goresan nurani yang terdalam. Cerminan pribadi yang menuntunku membuat coretan-coretan, menghubungkan antara titik - titik  dari hulu ke hilir pada garis akhir.
Curhat 3  Bulat
Wonosobo, Jumat, 20 Mei 2011 jam 18:35:00 WIB
Kata bulat dapat bersinonim dengan kata bundar. Artinya tak bersudut atau berbentuk lingkaran. Saat kusadar bahwa posisi di luar kotak dan garis itu toh tetap masuk dalam lingkaran, aku terperangah. Bak terbangun dari mimpi di siang bolong, aku terbengong. Bahwa hidup kapan pun di mana pun selalu masuk pada sebuah lingkaran/bulatan atau system bahkan mekanisme yang selalu berputar. Roda tak mungkin ditahan agar as tetap bergerak. Inti dari lingkaran atau bulatan adalah menyatunya titik-titik menjadi garis yang menghubungkan antara udik dan hilir antara ujung dan pangkal. Andaikan lingkaran itu layaknya alur atau plot sebuah prosa fiksi, maka jalinan tahap-tahap alur akan tersaji dengan indah baik itu dari  awal menuju akhir atau sebaliknya. Bisa juga muncul secara acak agar ending cerita tak bisa diduga apalagi diakhiri sendiri tanpa kompromi. Mungkin alur kilas balik atau flash back lebih menantang. Mungkin pula plot campuran yang bikin hati semakin penasaran. Mungkin….toh alur hidup tak bisa kita yang tentukan. Minimal layar dibentangkan saat laju perahu tak tentu karena arah angin tak karuan. Artinya hidup tidak harus ikut arus deras yang menggerus pondasi rumah tapi tidak pula harus melawan arus kalau energi kita takkuat menahannya. Mungkin dengan  berdiri tegak di garis batas pertemuan arus. Asal tongkat pegangan kita kokoh, garis yang kita bentangkan lurus dan kotak yang mengotakkan kita musnahkan, mungkin lingkaran yang muncul akan menjadi sebuah ikatan  yang saling menguatkan. Jadilah bulat kata (sepakat) walau tanpa perundingan di meja bundar. Saat masing-masing pribadi tahu diri dan tahu porsi tak perlu ada garis apalagi kotak. Yah….bulatan atau lingkaran telah menjadi ikatan kuat yang akan membuat mekanisme menjadi sehat.
Artinya tekad bulat harus dikukuhkan kalau alur akan dimulai untuk mengisi dinamika system yang hebat. Pancangkan tekadmu, kobarkan semangatmu, kibarkan benderamu tuk menyongsong hari-hari depanmu yang pasti kan meraih prestasi. Lupakan garis yang melintang, terjanglah kotak yang menghadang. Mulai detik ini, kumulai menghubungkan garis menjadi bulat di luar kotak agar tekad yang bulat selalu segar dan mekar.

Tidak ada komentar: