Minggu, 09 September 2012

APRESIASI SASTRA PERDANA KOMUNITAS SASTRA WONOSOBO

Bp.Sugiyatno pembicara dari Kebumen
Sabtu, 8 September 2012 menjadi hari yang bersejarah bagi Wonosobo khususnya bagi dunia penulisan (literasi). Pasalnya, pada hari itu telah sukses digelar acara louncing dan bedah dua buku karya penulis-penulis Wonosobo dan sekitarnya. Acara yang digelar di Ruang Diskusi Perputakaan Wonosobo ini berlangsung mulai jam 14.00 sampai jam 18.00 WIB. Di samping acara inti louncing dan bedah dua buku, pembacaan puisi, acara juga dimeriahkan dengan penampilan Teater Banyu berupa musikalisasi Puisi.
Peserta serius ikuti acara

Peserta yang sebagian besar siswa SMPN 1 Wonosobo dan beberapa dari sekolah lain (SMAN 1, SMAN 2, SMKN 1, MTsN, dll ) sangat antusias mengikuti acara. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan pada saat tanya jawab. Dalam hal ini, Haqqi el-Anshary (Budayawan Wonosobo) yang berperan ganda sebagai pembicara sekaligus host menanggapi secara positif. Haqqi sangat bangga dengan motivasi peserta untuk mengetahui lebih lanjut soal tulis-menulis, mengingat kalau “ omongan bisa tertiup angin tetapi tulisan akan tetap abadi”, katanya. Sementara itu, Sugiyatno (Penulis, Pembicara dari Kebumen) memotivasi peserta dengan filosofinya tentang menulis, “ Menulis itu untuk ibadah, sedang penerbitan buku untuk bersilaturahmi dengan kawan penulis. Tulisan akan mengenang sebuah sejarah. Jadi, di mana pun kita usahakan untuk menulis”.
Alysfiska Diffa W. (peserta) mengajukan pertanyaan
Karya sastra berperan dalam pembentukan generasi penerus sastra. Karena itu, Tossa Poetra (Penulis, Editor Buku, Pembicara dari Trenggalek) datang jauh-jauh ke Wonosobo. Menurutnya, “ Wonosobo itu pusatnya Pulau Jawa. Banyaknya sastrawan Wonosobo mudah-mudahan akan menggerakkan perkembangan sastra di Wonosobo dan menjadi pusat sastra Pulau Jawa bahkan Indonesia”. Penggerak sastra Cyber ini menambahkan alasan mengapa acara digelar tanggal 8 September, karena hari itu adalah Hari Baca Tulis Internasional. Sementara itu, Nessa Kartika (Penulis, Pembicara dari Wonosobo) berbagi resep menulis.
" Mengawali sebuah karya dapat dengan sebuah kalimat.
Dena Isti Pasha, penanya yang paling lucu
Dalam menulis harus selalu fokus. Menulis prosa (cerpen) harus utuh, sedang menulis puisi kita haru memadatkan bahasa dan mengubah bahasa menjadi lebih indah/puitis", kata Nessa. Masih tentang resep menulis, Tossa menambahkan beberapa resep menulis menurut beberapa penulis, yakni dengan teori matahari kata (Mas Doyok), Menyebutkan satu kata benda lalu diberi kata kerja dan kata pujian (Mas Rkhmat), Kepala Bernomor (Mas DoyoK), dll. Sebelum acara yang didukung oleh Komunitas Sastra Wonosobo, Komunitas Kamboja, Sembilan Putiara Publishing dan Perpusda Wonosobo usai tampil parade pembacaan puisi oleh Djebeng Asmarasufi, Maria Bo Niok, Stevi Sumangkut, Alfa Ulfalah, Yusuf AN,Vanera El-Arj, dan Pekik Sat Siswonirmolo.
Nessa Kartika, penulis perempuan wonosobo
Sebagai penutup acara adalah Pembagian Dorprize (Buku) bagi peserta yang bertanya, yakni Lintang Madani, Dyah Ayu, Dena Isni Pasha, Alysfiska Diffa Wijaya, Nur Resqi Handhiningsari, Alfa Ulfalah, Eko Hastuti, dan Seorang Siswi dari SMAN 1 Wonosobo. Alhamdulillah, acara yang gratis ini berlangsung dengan meriah dan sukses. (Eko Hastuti)

Tidak ada komentar: