Selasa, 13 Juli 2010

Ingin Anak Anda Cerdas? Bacakan Cerita Sejak Dini!

Judul : Read – Aloud Handbook
(Mencerdaskan Anak dengan Membacakan Cerita Sejak Dini)
Pengarang : Jim Trelease
Penerjemah : Arfan Achyar
Penerbit Seri Terjemahan : Hikmah (PT Mizan Publika)
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2008
Tebal Buku :275 halaman
Ada sepenggal cerita sebagai pembuka buku ini yang cukup menarik. Christopher Williams, adalah seorang anak dari kota Russel, Kentucky yang berhasil mencapai nilai sempurna 36 pada ujian ACT dari 400.000 peserta . Fakta itu menarik perhatian orang dan membuat orang penasaran. Namun, keluarga Williams dengan tegas menjawab bahwa Christopher tidak mengikuti bimbingan les mana pun. Ayah dan ibunya setiap malam selama 30 menit membacakan buku, sejak bayi hingga masa remaja. Rumahnya dipenuhi buku tetapi tidak ada majalah, koran, dan permainan elektronik.
Sepintas cerita itu seperti aneh. Ketika fasilitas hiburan seperti TV ada, permainan elektronik terjangkau, dan mudah mengakses internet, juga koran mudah didapat, kok semua itu ditinggalkan. Demikian mungkin pikiran kita. Oke, mari kita cermati lebih jauh ketimbang berdebat soal itu. Buku ini sebenarnya dua buku yang dijadikan satu. Bagian pertama terdiri dari bukti yang mendukung membaca lantang dan praktik-praktik lain yang memupuk kegemaran membaca seumur hidup. Bagian kedua terdiri dari daftar buku bacaan yang sesuai untuk dibacakan. Jim Trelease berpendapat bahwa membaca adalah jantungnya pendidikan. Pengetahuan dari hampir semua mata pelajaran di sekolah mengalir dari membaca. Membaca menjadi hal yang penting. Karena :
- semakin banyak anda membaca, semakin banyak anda tahu
- semakin bayak yang anda tahu, semakin cerdas anda
- semakin cerdas diri anda, semakin anda mencintai sekolah
- semakin anda mencintai sekolah, semakin banyak diploma yang anda dapatkan dan semakin anda dipekerjakan, berarti semakin banyak uang yang anda hasilkan selama anda hidup, sehingga semakin lama usia anda
Jadi, mengapa anak harus dibacakan buku? Karena kata-kata adalah struktur utama pembelajaran. Ada dua cara memasukkan struktur kata-kata yakni melalui mata atau telinga.Karena anak masih butuh waktu untuk membiasakan matanya membaca, maka sumber terbaik ide dan pembangunan otak adalah telinga.Apa yang kita bacakan akan menjadi fondasi kuat bagi seluruh bagian otak. 

Apa yang Boleh dan tidak boleh ketika membaca cerita :


Boleh
Mulai bacakan cerita sedini mungkin
Sisihkan minimal sehari untuk satu cerita
Mulailah dengan buku bergambar yang memiliki beberapa kalimat cerita
Baca dulu judul buku, nama pengarang, illustrator
Selesaikan bacaan setiap membacakan cerita
Libatkan anak dengan membuka halaman selanjutnya
Diskusikan ilustrasi sampul sebelum membaca
Gunakan beberapa ekspresi ketika membaca
Atur tempo agar sesuai dengan cerita
Baca dulu sebelum membacakan anak agar menguasai materi
Bagi anak yang aktif, beri anak krayon, kertas dan pensil agar asyik dengannya sambil mendengar cerita
Beri teladan
Kurangi anak di depan televisi karena akan membentuk kebiasaan dan merusak perkembangan anak

Tidak Boleh
Jangan bacakan cerita yang anda sendiri tidak suka
Terus membacakan buku padahal isinya buruk
Membacakan buku tidak sesuai dengan tingkat emosional anak
Membacakan buku yang banyak dialog karena menyulitkan anak memahaminya
Tidak menyelesaikan cerita
Jangan buat pendengar kuwalahan karena membacanya terlalu cepat atau tidak jelas
Jangan bacakan buku yang sudah didengar di televisi
Jangan gunakan buku sebagai ancaman
Jangan teruskan membaca ketika anak berimajinasi
Jangan pilihkan tawarkan dua pilihan antara cerita atau televisi
Membacakan cerita tidak sesuai dengan usia anak
Jangan mudah percaya dengan buku yang dapat penghargaan ( belum tentu tepat )
Memaksa anak satu pemahaman (intrepestasi) terhadap cerita
Saran agar anak suka membaca buku menurut Orville Prescott :
Tidak banyak anak yang mencintai buku dari dirinya sendiri. Harus ada orang yang memancing mereka masuk ke dalam dunia bahasa tertulis yang indah, seseorang harus menunjukkan jalan pada mereka.
Yang perlu dipahami lainnya adalah hubungan membaca,menulis dan berbicara adalah kata-kata masuk melalui telinga atau mata, dan keluar dari mulut atau ujung pena.

Tidak ada komentar: