BAB I PENDAHULUAN
Sekolah merupakan sebuah lembaga atau organisasi di bidang pendidikan. Lembaga tersebut di tingkat menengah terdiri dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebagai sebuah lembaga atau organisasi sekolah merupakan kumpulan dari beberapa orang (variebel) yang saling berinteraksi dalam melakukan berbagai kegiatan secara terkoordinasi untuk mencapai cita-cita, misi, dan tujuan. Agar visi dan misi sekolah dapat terwujud, perlu menerapkan managemen yang tepat guna mengendalikan semua komponen yang ada. Managemen menjadi sangat penting karena untuk dapat menggerakkan seluruh komponen (orang, sarana prasarana, fungsi-fungsi lain) lembaga atau organisasi harus dirancang dan dikendalikan sedemikian rupa. Sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan dalam lembaga atau organisasi selalu mengarah pada tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai sekolah biasanya dirumuskan dalam bentuk visi dan misi. Kemudian visi dan misi tersebut disosialisasikan kepada segenap variabel sekolah agar dipahami dan diupayakan sedemikian rupa agar dapat terealisasi.Untuk itu diperlukan pula strategi yang tepat, agar semua komponen sekolah dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah. Agar jelas kewenangan dan tanggungjawab kerja masing-masing individu, perlu dirumuskan job description yang jelas. Pembagian tugas tersebut akan memudahkan manager (kepala sekolah) dalam mengukur kinerja semua bawahannya.
Guru memegang peranan penting bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Sekarang ini guru tidak sekedar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, namun harus bisa menjadi pahlawan pencipta tanda jasa bagi murid-muridnya.Guru ibarat pedang di medan perang pembelajaran di sekolah atau ujung tombak di dunia pendidikan.Guru mengemban tugas untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini selaras dengan kebijakan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas tujuan pembangunan nasional. Kedudukan dan peranan guru semakin signifikan bagi terbentuknya lulusan yang kompetitif dan berkualitas. Guru hendaknya memahami tugas dan fungsinya dalam dunia pendidikan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Untuk merancang suatu system pengendalian managemen perlu dimulai dari visi dan misi perusahaan (Praptapa, Agung, 2009:138). Berhubung pembahasan ini tentang managemen di lembaga sekolah, maka kata perusahaan lebih dimaksudkan pada organisasi sekolah. Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri I Wonosobo mempunyai visi dan misi serta tujuan yang bersifat kompetitif sesuai dengan tuntutan kualitas pendidikan tingkat national maupun internasional. Adapun visi, misi, dan tujuan SMP Negeri I Wonosobo dimaksud adalah sebagai berikut.
Visi : Unggul dalam prestasi, mantap dalam religi, dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi
Misi :
- Mewujudkan pengembangan Kurikulum Tingkat satuan berstandar Nasional yang bertaraf internasional.
- Menghasilkan output yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
- Menghasilkan peserta didik yang mampu menggunakan ICT dengan tetap berkepribadian nasional serta mampu beradaptasi dengan budaya global.
- Mewujudkan sistem penilaian berstandart Nasional yang bertaraf internasional.
- Mewujudkan pemenuhan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompetensi dan berkulifikasi untuk mengelola sekolah bertaraf internasional.
- Mengembangkan fasilitas dan sumber belajar sekolah yang bertaraf internasional.
- Mewujudkan pembiayaan sekolah yang sesuai dengan standar biaya sekolah bertaraf Internasional.
- Mewujudkan manajemen sekolah yang bertaraf internasional.
- Mewujudkan pengembangan lingkungan yang bersih ,sehat , berbudaya dan religius.
- Mewujudkan pribadi–pribadi peserta didik yang cerdas dan mandiri baik secara intelektual maupun emosional.
Tujuan :
1. Sekolah mampu mewujudkan pengembangan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan berstandar Nasional yang bertaraf internasional.
2. Sekolah mampu menghasilkan output yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
3. Sekolah mampu menghasilkan peserta didik yang mampu menggunakan ICT dengan tetap berkepribadian nasional serta mampu beradaptasi dengan budaya global.
4. Sekolah mampu mewujudkan sistem penilaian berstandar Nasional yang bertaraf internasional.
5. Sekolah mampu mewujudkan pemenuhan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompetensi dan berkulifikasi untuk mengelola sekolah bertaraf internasional.
6. Sekolah mampu mengembangkan fasilitas dan sumber belajar sekolah yang bertaraf internasional.
7. Sekolah mampu mewujudkan pembiayaan sekolah yang sesuai dengan standar biaya sekolah bertaraf Internasional.
8. Sekolah mampu mewujudkan manajemen sekolah yang bertaraf internasional.
9. Sekolah mampu mewujudkan pengembangan lingkungan yang bersih, sehat, berbudaya dan religius.
10. Sekolah mampu mewujudkan pribadi–pribadi peserta didik yang cerdas dan mandiri baik secara intelektual maupun emosional.
B. Analisis Lingkungan Strategis
Dalam menghadapi era teknologi dan komunikasi canggih ini , upaya peningkatan pembangunan di berbagai bidang sangat memerlukan tenaga pembangunan yang terampil dan mampu menghadapi masalah dan tantangan. Tantangan yang timbul pada saat ini adalah masuknya era informasi dan globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Hal ini membawa dampak perkembangan yang sangat luas dibidang pendidikan. Kondisi semacam itu menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen dan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan kunci daya saing karena sumber daya manusialah yang akan menentukan kelangsungan hidup, perkembangan dan kemenangan dalam persaingan global. Sehingga dalam mencetak sumber daya manusia yang memiliki wawasan internasional harus dilakukan melalui pendidikan formal.
Keseriusan pemerintah pusat dalam mengembangkan pendidikan dalam rangka mewujudkan tercetaknya sumber daya manusia kuat dan handal yang dapat bersaing dalam persaingan global, tercermin dalam Undang–Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 20 ayat 3 yang menyebutkan bahwa “pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional”. Serta pada pasal 50 ayat 7 yang menyatakan bahwa ”ketentuan tentang sekokah bertaraf internasional diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (PP)”.
Pemerintah Kabupaten Wonosobo sangat konsekuen dan konsisten dalam mengimplementasikan kebijakan pusat dalam memberikan kontribusi nyata di bidang pendidikan. Keseriusan Pemerintah Kabupaten untuk mengembangkan SMP 1 Wonosobo menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas tampak dengan adanya upaya untuk merelokasi bangunan sekolah ke tempat yang lebih memenuhi syarat dengan luas lahan lebih dari 10.000 meter persegi.
Kondisi semacam ini juga didukung oleh kondisi masyarakat yang secara umum relatif baik, yaitu dengan sangat besarnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan putra–putrinya di sekolah berkualitas sehingga diharapkan putra–putrinya akan mampu bersaing di tingkat internasional. Kondisi semacam ini merupakan sebuah potensi yang sangat besar bagi pengembangan pendidikan karena secara umum dari tahun ke tahun pendapatan perkapita penduduk kabupaten Wonosobo semakin meningkat.
C. Analisis Lingkungan Saat Ini
SMP Negeri 1 Wonosobo merupakan sekolah berstandar nasionall yang telah mampu memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Pendidikan. Bahkan saat ini SMP
Negeri 1 Wonosobo sedang berupaya untuk meningkatkan semua sektor layanan dan melibatkan semua pihak untuk secara bersama–sama bersinergi untuk menggalang seluruh potensi dalam rangka mencapai tujuan mulia, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari sisi input, proses, output, maupun dari sisi yang lain yang berkaitan dengan terlaksananya program pendidikan dimaksud.
Output SMP Negeri 1 Wonosobo selalu menempati peringkat pertama kabupaten dan mampu menjurai lomba–lomba dari tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Sejak tahun pelajaran 2004/2005 hingga tahun pelajaran 2008/2009 , selalu mengirimkan siswanya dalam kompetisi Olimpiade Sain Nasional. Tahun 2005/2006 berhasil membawa dua medali perak untuk biologi atas nama Riswi Haryafrehni dan matematika atas nama Ragil Novita Sari. Tahun 2006/2007 kembali meraih perak untuk mata pelajaran biologi atas nama Sinta Setya Siwi dan terakhir tahun 2008/2009 kembali mata pelajaran biologi meraih perak atas nama Siti Dian Novita. Dan dua tahun pelajaran berturut-turut yaitu tahun pelajaran 2006/2007 dan 2007/2008 siswa SMP 1 Wonosobo lolos seleksi pembinaan IJSO ( Internasional Junior Science Olimpic) atas nama Normalia Habibah dan Nitya Sewaka marakata. Kondisi semacam ini membuat citra SMP Negeri 1 Wonosobo menjadi berkibar dan menempatkan SMP Negeri 1 Wonosobo tetap menjadi sekolah terfavorit di kabupaten Wonosobo.
Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari pengelolaan yang menekankan pada kebutuhan masyarakat dalam hal mutu layanan pendidikan dan kebijakan yang ada. Realita sekarang, masyarakat menuntut pendidikan yang mampu menghasilkan anak didik yang tangguh dan berkulitas sehingga dapat bersaing tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat internasional.
Jika sekolah yang berkualitas merupakan sebuah kebutuhan, tentunya dukungan dari semua elemen pemikul tanggung jawab pendidikan sangat diperlukan. Sekolah harus mampu melakukan berbagai upaya peningkatan, antara lain pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan pembiayaan, pengelolaan, dan sebagainya. Juga prinsip efisien, efektif dan transparan adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Namun demikian karena keterbatasan sarana, prasarana, sumber daya dan sumber dana, maka hal yang semacam itu belum bisa diimplementasikan secara sempurna. Oleh karena itu diperlukan langkah–langkah untuk menyempurnakannya.
SMP Negeri 1 Wonosobo pada tahun 2013 diharapkan akan mampu menjadi sekolah yang memiliki kondisi ideal seperti yang diharapkan oleh semua pihak. SMP Negeri 1 Wonosobo diharapkan menjadi sekolah yang dapat bersaing dan selalu berada pada peringkat 10 besar SMP di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki prestasi–prestasi akademik maupun non–akademik yang unggul. Selain itu, harapan masyarakat juga berupa kepastian bahwa putra–putrinya akan dapat melanjutkan di sekolah yang lebih tinggi yang didambakannya akan terwujud. Program yang dilaksanakan untuk mewujudkannya yaitu dengan memenuhi 8 standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, proses, kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, prasarana dan sarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian.
Sejak tahun pelajaran 2007/2008 telah menjadi sekolah berstandar nasional yang berwawasan internasional dengan pembelajaran bilingual, pada beberapa kelas dengan pengantar pembelajaran menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia . Dalam pelaksanaannya juga telah dilakukan berbagai upaya dalam memenuhi tuntutan kebutuhan sumber daya manusia pelaku pendidikan di SMP Negeri 1 Wonosobo dengan selalu meningkatkan profesionalisme, inovasi, serta komitmen terhadap kemajuan pendidikan di sekolah.
Semua itu akan cepat bisa terwujud apabila terpenuhi sarana dan prasarana teknologi yang mutakhir, sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi dan bersertifikasi, manajemen yang transaparan dan akuntabel, sumber dana yang mencukupi, budaya dan budi pekerti yang luhur dan unggul, serta akses teknologi informasi yang cepat dan luas dalam menyerap maupun menyebarkan informasi SMP Negeri 1 Wonosobo.
E. Identifikansi Kondisi Tantangan Nyata
Tantangan nyata yang ada di SMP Negeri 1 Wonosobo yang saat ini tengah dihadapi dan memiliki sifat parsial dan urgensi yang tinggi antara lain :
1. Dana ; Selama ini dana yang menjadi andalan untuk keberlangsungan proses pendidikan di SMP 1 Wonosobo utamanya adalah dana internal dari komite dan BOS. Untuk sebuah program kegiatan pendidikan standar, cukup bisa terpenuhi. Namun untuk pengembangan kualitas di segala bidang menuju Sekolah Bertaraf Internasional, masih perlu penggalian dari pihak lain yang memungkinkan. Penggalangan dana di luar jalur komite harus diawali, misalnya dari alumnus, donator, pengusaha dan lain–lain.
2. Tenaga edukasi ; Guru harus siap dengan perubahan. Guru dan tenaga kependidikan yang lain diharapkan memiliki kreatifitas, inovatif, dan profesional. Terlebih lagi sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) menuju SBI, menuntut adanya guru yang memiliki kualitas tenaga pendidik di bidangnya, serta mampu berbahasa Inggris sehingga mampu melakukan pembelajaran bilingual dan menggunakan ICT secara optimal dan proporsional. Saat ini sudah lebih 50% guru memiliki kemampuan dalam pembelajaran secara bilingual dan penguasaan ICT untuk pembelajaran yang cukup dan terus dikembangkan walau masih belum sempurna. Diharapkan tiga tahun mendatang semua guru sudah memiliki kompetensi yang mumpuni dalam pembelajaran berbasis CTL dengan ICT dan pengantar bahasa inggris.
- Siswa ; Aset sekolah yang sangat dominan adalah siswa. Siswa yang memiliki potensi tinggi dengan input rata–rata 8,00 harus dikelola dan dibina secara profesional dan maksimal sehingga mereka memiliki kecakapan, kemampuan intelektual tinggi dan mampu bersaing di era globalisasi ini. Masih banyak siswa potensial yang bersekolah di luar daerah / luar Wonosobo karena belum tersedianya lembaga pendidikan yang dianggap mampu memberikan pelayanan maksimal kepada siswa luar biasa yang memerlukan penangan luar biasa pula. Maka SMP 1 Wonosobo diharapkan mampu menjadi pilihan yang dapat memenuhi tuntutan masyarakat tersebut.
- Sarana dan Prasarana : Upaya pengembangan kualitas pembelajaran memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk pemenuhan yang dimaksud diperlukan pendanaan yang tidak sedikit. Untuk ukuran standar, SMP 1 Wonosobo telah memiliki sarana standar untuk memenuhi kebutuhan pendidikan standar SMP. Namun untuk sampai pada peningkatan kualitas, masih diperlukan pengembangan kuantitas dan kualitas sarpras. Maka subsidi / sharing dari pemerintah kabupaten, propinsi maupun pusat sangat diperlukan yang akan dikolaborasikan dengan dana komite sekolah sebagai dana sharing. Sarana dan prasarana yang representatif harus mampu membangun dan menciptakan kondisi yang kondusif aman, tenang, dan nyaman, dengan sarana yang bertaraf internasional.
- Masyarakat ; Stakeholder masyarakat pada umumnya memiliki kepedulian terhadap upaya peningkatan kualitas pembelajaran maupun kualitas pendidikan secara umum. Tidak dipungkiri memang ada sebagian yang berkecenderungan mengkritisii dengan statement pengamatan pendidikan yang kurang proporsional, tapi semua respon tantangan ini kita manfaatkan sebagai self correction sekolah. Potensi perluasan akses sekolah yang mampu mengubah tantangan ini menjadi sebuah pemahaman yang jelas dan positif.
- Harapan menuju SBI ; SMP Negeri 1 Wonosobo sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yang termasuk terlambat dalam mendapat kesempatan karena keterbatasan dalam hal pemenuhan lahan, memiliki harapan dan tantangan besar untuk berkompetisi meningkatkan kualitas bersama dengan RSBI di kabupaten lain yang telah lebih dulu mendapat kesempatan. Upaya menjadi RSBI telah dilakukan cukup lama dengan tak henti–hentinya berupaya membenahi diri dengan menyelenggarakan satu kelas bilingual pada tahun pelajaran 2007/2008 dan dua kelas pada tahun pelajaran 2008/2009 , sehingga RSBI sebagai tantangan harus diimplementasikan menjadi sebuah harapan masa depan. Sekolah senantiasa membangun etos kerja dan etos prestasi terhadap segenap komponen sekolah, mulai dari Kepala Sekolah sampai dengan penjaga sekolah. Sehingga diharapkan maksimal pada tahun pelajaran 2012/2013 SMP Negeri 1 Wonosobo mampu menjadi Sekolah Bertaraf Internasional yang mandiri.
F. Strategi Pengendalian Managemen
Strategi dirancang untuk menentukan cara-cara yang dipilih untuk mencapai tujuan. Strategi tersebut diharapkan dapat memperkuat kekuatan dan kesempatan dan sekaligus akan meminimalkan kelemahan dan ancaman.Untuk mendapatkan hasil yang maksimal di akhir tahun pelajaran 2013/2014, maka SMP Negeri 1 Wonosobo menerapkan strategi yang tepat di berbagai aspek. Adapun strategi pelaksanaan dan pencapaiannya adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan kurikulum standar nasional bertaraf internasional.
a. Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan standar nasional yang bertaraf internasional.
b. Melaksanakan In House Training (IHT) berkelanjutan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan standar nasional yang bertaraf internasional.
2. Pengembangan kompetensi lulusan yang bertaraf internasional
a. Menyusun standar kompetensi lulusan internasional yang berlaku di sekolah dengan mengintensifkan staf urusan kurikulum dan MGMP tingkat sekolah.
c. Optimalisasi prestasi bidang non–akademik melalui pembinaan olahraga dan kesenian.
d. Mengikutsertakan pada kegiatan lomba bidang akademik maupun non–akademik baik di
tingkat kabupaten, provinsi, nasional, maupun internasional.
3. Pengembangan proses pembelajaran bertaraf Internasional
a. Menyusun program belajar mengajar bertaraf internasional.
b. Menerapkan berbagai model pembelajaran bertaraf internasional.
c. Memberikan peluang kepada guru–guru untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran, namun tetap berpijak pada kurikulum bertaraf internasional.
d. Melakukan Lesson Study bagi guru–guru mata pelajaran untuk meningkatkan kompetensi dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas yang berstandar nasional maupun internasional.
e. Menerapkan strategi pembelajaran berbasis ICT berstandar internasional (KBM bilingual berbasis ICT)
f. Pendampingan dalam proses pembelajaran dengan pakar keilmuan di bidangnya bekerjasama dengan perguruan tinggi dalam maupun luar negeri.
g. Pendampingan native speaker dalam pembelajaran berbahasa pengantar bahasa Inggris.
h. Pengembangan dan pendokumentasian bahan ajar berbasis ICT.
4. Pengembangan sistem penilaian standar nasional bertaraf internasional
a. Menyusun program pengembangan sistem penilaian pendidikan bertaraf internasional berbasis ICT.
b. Menetapkan model penilaian dan kriteria penilaian dengan mengacu pada norma penilaian bertaraf internasional.
c. Melaksanakan penilaian tuntas.
d. Melaksanakan penilaian pembelajaran bertaraf internasional.
e. Melaksanakan Ujian Akhir Sekolah (UAS) dengan standar internasional.
f. Menyimpan dokumen penilaian di sekolah.
a. Sosialisasi penyelenggaraan rintisan sekolah bertaraf internasional melalui rapat kedinasan dan even yang relevan.
b. Pelatihan pengembangan kompetensi guru yang bertaraf internasional melalui MGMP tingkat sekolah dan antar sekolah RSBI, workshop, seminar dan try out.
c. Pelatihan kemampuan berbahasa Inggris bagi pendidik dan tenaga kependidikan dengan melalui tourist hunting maupun mendatangkan native speaker.
d. Peningkatan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang bersertifikat TOEFL atau TOEIC melalui pelatihan dan penyediaan media.
e. Pelatihan penggunaan ICT dalam proses pembelajaran melalui pelatihan multimedia.
6. Pengembangan fasilitas dan sumber belajar sekolah bertaraf internasional
a. Mewujudkan fasilitas pokok sekolah bertaraf internasional.
b. Memenuhi program pengembangan laboratorium IPA, laboratorium multimedia, laboratorium matematika, laboratorium IPS, dan jaringan internet dengan kualitas dan kuantitas sekolah bertaraf internasional.
c. Pengadaan ruang perpustakaan bertaraf internasional.
d. Melengkapi buku–buku dan sumber belajar lainnya sesuai dengan status sekolah bertaraf internasional.
e. Melengkapi fasilitas pendukung sekolah bertaraf internasional.
f. Pelatihan pemberdayaan fasilitas pendidikan yang dimiliki.
7. Pemenuhan biaya sekolah sesuai standar pembiayaan sekolah bertaraf internasional.
a. Menyusun program untuk mengoptimalkan pendanaan dalam memenuhi standar biaya sekolah bertaraf internasional.
b. Terpenuhinya cost unit siswa per tahun sesuai dengan standar biaya sekolah bertaraf internasional.
c. Mengoptimalkan kerja sama yang baik dengan komite, donatur, alumni, serta penggalian dana dari sumber lainnya.
a. Melaksanakan program pengembangan manajemen bertaraf internasional.
b. Meningkatkan kemampuan manajerial staf, guru, dan karyawan.
c. Melaksanakan manajemen berbasis sekolah secara penuh.
d. Melaksanakan model manajemen sekolah sesuai standar internasional.
e. Menggalang kerjasama dengan sekolah yang telah bertaraf internasional.
9. Pengembangan lingkungan yang bersih, sehat, berbudaya dan religius.
a. Mengadakan penyuluhan wawasan wiyata madala setiap hari sabtu minggu I.
b. Mengadakan ceramah keagamaan setiap hari Sabtu minggu II.
c. Mengadakan penyuluhan dengan mengudang dinas terkat setiap hari Sabtu minggu III.
d. Mengadakan penyuluhan bimbingan karier setiap hari Sabtu minggu IV.
e. Mengadakan kebersihan bersama secara serempak setiap hari Sabtu minggu V.
f. Mengadakan tadarus sebelum jam pelajaran setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis.
g. Mengadakan sholat dhuhur berjamaah setiap hari kerja.
h. Mengadakan sholat jumat disekolah secara bergiliran.
i. Membudayakan saling berjabat tangan dan antara kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa setiap datang maupun pulang sekolah.
10. Pengembangan hubungan yang harmonis antar warga sekolah.
a. Mengadakan classmeting setiap semester.
b. Mengadakan out bound semua warga sekolah setiap semester .
c. Mengadakan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan)
d. Mengadakan karya wisata khusus guru dan karyawan.
e. Mengadakan pertemuan keluarga tiap tiga bulanan.
G. Monitoring dan Evaluasi
Setelah strategi diformulasikan, langkah selanjutnya dalam pengendalian managemen sekolah adalah melalukan monitoring dan evaluasi. Tujuan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui apakah strategi yang telah dirumuskan tersebut telah dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang ada di dalam organisasi sekolah. Adapun program monitoring dan evaluasi SMP Negeri I Wonosobo sebagai ukuran sukses pencapaian tujuan, adalah sebagai berikut :
Monitoring merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui apakah program sekolah berjalan sebagaimana yang direncanakan, apa hambatan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasai masalah tersebut. Jadi menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan program.
Evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui apakah program sekolah mencapai sasaran yang diharapkan. Jadi menekankan pada aspek hasil.
2. Komponen Utama Monitoring dan Evaluasi.
a. Komponen Input :
1) Aspek tenaga pendidikan: kepala sekolah, guru, dan karyawan.
2) Aspek kesiswaan: Kondisi siwa dan prestasi siswa.
3) Aspek sarana dan pembiayaan.
4) Aspek Peran masyarakat.
b. Komponen Proses :
1) Aspek Kurikulum dan bahan ajar.
2) Aspek Proses belajar mengajar.
3) Aspek Penilaian.
4) Aspek Manajemen dan kepemimpinan.
c. Komponen Output :
1) Aspek Prestasi belajar siswa.
2) Aspek Prestasi guru dan Kepala Sekolah.
3) Aspek Prestasi sekolah.
3. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi:
a. Kepala Sekolah
b. Tim Supervisi Sekolah.
4. Waktu Pelaksanaan.
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan tiap tiga bulan sekali, selama satu tahun.
5. Sumber Data: Dokumen, Persepsi orang, Hasil Pengamatan.
6. Metode Pengumpulan Data :
a. Metode dokumentasi
b. Metode wawancara
c. Metode observasi
d. Metode kuesioner.
7. Rincian Kegiatan.
a. Persiapan: Pembentukan tim supervisi sekolah dan menyusun program ME.
b. Pengembangan perangkat instrumen ME.
c. Pelaksanaan pengambilan data, analisis data dan pemecahan masalah.
d. Pelaporan kepada Direktorat PSMP.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekolah merupakan suatu lembaga atau organisasi di bidang pendidikan yang di dalamnya terdiri dari beberapa unsur/variabel yang saling terkait satu sama lain sebagai suatu kesatuan. Berbagai unsur/variabel tersebut harus mempunyai kesamaan visi, misi, dan tujuan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran. Strategi pengendalian managemen menjadi kunci bagi organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Selain rancangan pengendalian menggunakan analisa SWOT juga dapat dilakukan cara lain misalnya SOP (Standard Operating Procedure). SMP Negeri I Wonosobo telah melakukan kedua Strategi Pengendalian Managemen tersebut agar tujuan penyelenggaraan pendidikan di SMP N I Wonosobo sesuai yang diharapkan masyarakat sebagai RSBI. Di samping itu, penyusunan struktur organisasi dan pembagian tugas guru dan karyawan juga harus dibuat secara jelas. Hal tersebut dimaksudkan agar masing-masing unsur (guru, karyawan) mengetahui secara jelas akan tugas pokok dan fungsinya bagi organisasi. Bagi manager (kepala sekolah) job discription akan memudahkan dalam melakukan monitoring dan evaluasi. Ukuran pencapai hasil dari tugas yang diberikan kepada masing-masing personil organisasi juga lebih mudah.
Berdasarkan visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai oleh SMP Negeri I Wonosobo, peran guru menjadi sangat penting. Karena itu dalam mengendalikan managemen sangat perlu memperhatikan aspek people, action, dan result. Pengendalian orang menfokuskan pada tipe-tipe orang yang dipilih dan dapat dipercaya untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengendalian orang di SMP I Wonosobo telah dilakukan saat membuat struktur organisasi dan membagi tugas guru dan karyawan. Sedangkan pengendalian aksi / aktivitas dilakukan dengan pembatasan perilaku. Banyak hal telah dilakukan dalam pembatasan perilaku seperti tingkat kehadiran, penggunaan seragam guru dan karyawan, penjadwalan kegiatan evaluasi dan monitoring, pembatasan administrasi, dan sebagainya.
Sumber : RKAS SMP 1 Wonosobo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar