Kamis, 07 Februari 2013

MGMP BAHASA JAWA BEDAH SKL 2013



WONOSOBO – Di tengah rasa penasaran guru-guru bahasa Jawa  dalam menyongsong  Kurikulum 2013, MGMP Bahasa Jawa mengadakan kegiatan Bedah SKL 2013. Acara yang berlangsung di SMPN 2 Wonosobo, Kamis, 7 Februari 2013 ini dihadiri sekitar 40-an anggota. Kepada seluruh peserta MGMP diharap mengkritisi SKL yang telah disusun oleh pengurus khususnya Kompetensi Dasar yang ingin dicapai dan rumusan indikatornya. 
Di antara masukan yang cukup kritis dan logis disampaikan oleh Siswoyo (SMPN 1 Kaliwiro), Duriatul Fatonah (SMPN 1 Kalikajar), Eko Hastuti (SMPN 1 Wonosobo), Yantilah (SMPN 2 Mojotengah), dan beberapa guru lainnya. Intinya, SKL yang nantinya digunakan sebagai pedoman penyusun soal dalam merumuskan kisi-kisi soal hendaknya jelas dan mengacu ke Kurikulum Bahasa Jawa yang telah disesuaikan. Bentuk soal Pilihan Ganda sejumlah 50 butir dalam bahasa Jawa krama alus yang komunikatif.
 Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak kesulitan, mengingat bahasa Jawa setempat lebih terpengarus dengan bahasa dhialek Wonosobo. “ SKL dan kisi-kisinya dapat dibagikan kepada guru-guru agar dijadikan pegangan dalam mempersiapkan siswa-siswinya menghadapi UAS” jelas Darmadi Prasaja selaku kepala sekolah pendamping. “ Penyusunan soal UKK dan UAS 2013 direncanakan tanggal 18-19 Februari 2013 dengan bobot soal 60% sulit, 30% sedang, dan 10% mudah” imbuh Darmadi.
Info terbaru berkaitan dengan pergantian Kurikulum 2013 disampaikan oleh Aliyah Demafa (SMPN 1 Mojotengah), yang baru saja mengikuti pelatihan di Salatiga bersama Ida Herawati (SMP 1 Kejajar). Bahwa guru-guru bahasa Jawa tidak usah galau dalam menyongsong Kurikulum Baru. Pasalnya, Pemprop Jateng telah menyusun Perda tentang perlindungan bahasa dan budaya Jawa. Pemerintah melindungi dan bertanggungjawab untuk mengembangkan bahasa dan budaya Jawa. Hal ini dipertegas oleh Erman Pujiyanto (Pengawas SMP) yang juga ikut menjadi Tim Penyusun Kurikulum mulok tingkat propinsi. “ Masukkan dari daerah telah dimasukan di Kurikulum 2013. Pada kelompok D terdapat mapel Jasmani dan OR dan Mulok (SBK, Bahasa Jawa, Prakarya). Bahasa Jawa yang semula ter inklud pada seni dan budaya, setelah ada masukkan semoga tetap berdiri sendiri” jelas Erman Pujiyanto.Dalam upaya mendukung tercapainya pendidikan karakter, guru diharapkan tidak hanya mengutamakan aspek kognitif saja, namun juga aspek afektif dan psykomotor.

Di akhir kegiatan, pengurus menyampaikan beberapa agenda yang akan datang berupa reorganisasi pengurus MGMP dan karya wisata ke Cilacap. Diulas juga masalah Lomba Pidato Berbahasa Jawa yang akan datang harus jelas kriteria lombanya agar tidak menimbulkan multi tafsir dalam menilai aspek berpidato. Saran Darmadi agar “selain kriterianya jelas, juga ada kesepakatan antar yuri, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan”.  Acara yang dimulai jam 08.00 WIB ini selesai jam 12.00 lebih. Pemandangan yang tidak biasa pada pertemuan kali ini adalah motivasi besar para guru untuk membeli buku-buku berbahasa Jawa karya Sri Satya Tjatur Wisma Sasangka  yang berjudul “ Parama Sastra Gagrag Anyar Basa Jawa” dan “ Unggah-Ungguh Bahasa Jawa” terbitan Yayasan Paramalingua. Semoga hal ini menjadi indikasi bangkitnya lagi respon dan motivasi guru untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Harapan lebih lanjut tentu dapat ikut melestarikan dan mengembangkan bahasa dan budaya Jawa.(Eko Hastuti)

Tidak ada komentar: