WONOSOBO – Di tengah rasa penasaran
guru-guru bahasa Jawa dalam menyongsong Kurikulum 2013, MGMP Bahasa Jawa mengadakan
kegiatan Bedah SKL 2013. Acara yang berlangsung di SMPN 2 Wonosobo, Kamis, 7
Februari 2013 ini dihadiri sekitar 40-an anggota. Kepada seluruh peserta MGMP
diharap mengkritisi SKL yang telah disusun oleh pengurus khususnya Kompetensi
Dasar yang ingin dicapai dan rumusan indikatornya.
Di antara masukan yang cukup
kritis dan logis disampaikan oleh Siswoyo (SMPN 1 Kaliwiro), Duriatul Fatonah
(SMPN 1 Kalikajar), Eko Hastuti (SMPN 1 Wonosobo), Yantilah (SMPN 2
Mojotengah), dan beberapa guru lainnya. Intinya, SKL yang nantinya digunakan
sebagai pedoman penyusun soal dalam merumuskan kisi-kisi soal hendaknya jelas
dan mengacu ke Kurikulum Bahasa Jawa yang telah disesuaikan. Bentuk soal
Pilihan Ganda sejumlah 50 butir dalam bahasa Jawa krama alus yang komunikatif.
Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak kesulitan, mengingat bahasa Jawa setempat
lebih terpengarus dengan bahasa dhialek Wonosobo. “ SKL dan kisi-kisinya dapat
dibagikan kepada guru-guru agar dijadikan pegangan dalam mempersiapkan
siswa-siswinya menghadapi UAS” jelas Darmadi Prasaja selaku kepala sekolah
pendamping. “ Penyusunan soal UKK dan UAS 2013 direncanakan tanggal 18-19
Februari 2013 dengan bobot soal 60% sulit, 30% sedang, dan 10% mudah” imbuh
Darmadi.
Info terbaru berkaitan dengan
pergantian Kurikulum 2013 disampaikan oleh Aliyah Demafa (SMPN 1 Mojotengah), yang
baru saja mengikuti pelatihan di Salatiga bersama Ida Herawati (SMP 1 Kejajar).
Bahwa guru-guru bahasa Jawa tidak usah galau dalam menyongsong Kurikulum Baru.
Pasalnya, Pemprop Jateng telah menyusun Perda tentang perlindungan bahasa dan
budaya Jawa. Pemerintah melindungi dan bertanggungjawab untuk mengembangkan
bahasa dan budaya Jawa. Hal ini dipertegas oleh Erman Pujiyanto (Pengawas SMP)
yang juga ikut menjadi Tim Penyusun Kurikulum mulok tingkat propinsi. “
Masukkan dari daerah telah dimasukan di Kurikulum 2013. Pada kelompok D terdapat
mapel Jasmani dan OR dan Mulok (SBK, Bahasa Jawa, Prakarya). Bahasa Jawa yang
semula ter inklud pada seni dan budaya, setelah ada masukkan semoga tetap
berdiri sendiri” jelas Erman Pujiyanto.Dalam upaya mendukung tercapainya pendidikan
karakter, guru diharapkan tidak hanya mengutamakan aspek kognitif saja, namun
juga aspek afektif dan psykomotor.
Di akhir kegiatan, pengurus
menyampaikan beberapa agenda yang akan datang berupa reorganisasi pengurus MGMP
dan karya wisata ke Cilacap. Diulas juga masalah Lomba Pidato Berbahasa Jawa
yang akan datang harus jelas kriteria lombanya agar tidak menimbulkan multi
tafsir dalam menilai aspek berpidato. Saran Darmadi agar “selain kriterianya
jelas, juga ada kesepakatan antar yuri, sehingga tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan”. Acara yang dimulai
jam 08.00 WIB ini selesai jam 12.00 lebih. Pemandangan yang tidak biasa pada
pertemuan kali ini adalah motivasi besar para guru untuk membeli buku-buku
berbahasa Jawa karya Sri Satya Tjatur Wisma Sasangka yang berjudul “ Parama Sastra Gagrag Anyar
Basa Jawa” dan “ Unggah-Ungguh Bahasa Jawa” terbitan Yayasan Paramalingua.
Semoga hal ini menjadi indikasi bangkitnya lagi respon dan motivasi guru untuk
terus belajar dan mengembangkan diri. Harapan lebih lanjut tentu dapat ikut
melestarikan dan mengembangkan bahasa dan budaya Jawa.(Eko Hastuti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar