Padamu kutitipkan doa
untuk saudaraku yang hanyut
oleh derasmu di jalan raya
ruangmu melaju menuju muara
“lembah telah berbuah villa-villa mewah
sawah menjelma rumah-rumah”, katamu
“ke mana aku sembunyi
ketika pohon-pohon raib, akar-akar mengering
sementara tebing berguguran”, tanyamu
“tak ada ruang bagiku
untuk sejenak berlabuh, melepaskan lelah
perjalanan, hingga semua yang ada,
kuterjang”, keluhmu
Tak ada jawaban, kecuali air mata mengucur
bersama derasnya hujan
Wonosobo, Oktober 2022