Nessa Kartika |
Senin, 9 September 2014 saya hadir di gedung KORPRI Wonosobo sekitar jam
15.00 WIB. Selain menghadiri undangan rekan penggiat Komunitas Sastra Bimolukar
Wonosobo, Nessa Kartika juga untuk melihat-lihat bazar buku Gramedia di gedung
itu. Suasanya agak sepi, meski sebentar lagi ada acara pengumuman Lomba Menulis
Cerpen di Blog yang diselenggarakan dua komunitas yang sama-sama menyuarakan
budaya literasi ‘KSB dan Mbakyu Blogger‘. Saya katakan agak sepi karena waktu
itu pengunjung berkisar puluhan, sangat berbeda dengan event lain saat
terselenggara momen di Wonosobo dengan pengunjung yang sangat meluap. Tentu hal
ini sangat dimaklumi karena budaya baca apalagi literasi di Wonosobo masih
belum menggembirakan seperti yang terjadi di daerah-daerah lain juga. Jangankan
di lingkungan secara umum, di lingkup pendidikan selevel sekolah saja, budaya
tutur masih sangat dominan. Guru, karyawan dan siswa sebagian besar nampak masih
asyik bercengkerama di sela-sela tugas pokoknya dengan ngobrol ketimbang
membaca buku atau bacaan lainnya.
Eko Hastuti menyerahkan hadiah |
Apalagi di suasana yang
tegas-tegas menuntun untuk mau membaca dan menulis, terasa ada nuansa
keterasingan. Belum lagi membaca yang selanjutnya untuk membeli bukunya, atau
menulis untuk mengikuti lomba. Bisa jadi peminatnya hanya dalam hitungan jari.
Hal ini lah yang mengetuk dua komunitas “Sastra Bimolukar dan Mbakyu Blogger”
ikut cancut taliwanda menumbuhkan,
mengembangkan, dan membiasakan aktivitas membaca dan menulis dalam kehidupan seharĂ-hari.
Patut diacungi jempol, lebih-lebih adanya variasi kegiatan yang menarik,
seperti Talkshow MbakYu Blogger di Event
"Bimalukar In Action", berbagi buku ke Perpustakaan Desa, pelatihan nulis
Blog gratis, berbagai lomba penulisan, workshop, temu pengarang, aksi sosial, dan
lain-lain. Ajakan untuk berbuat sekecil apa pun untuk daerah kita juga menjadi
cambuk saat berperan di dalam kehidupan yang bermartabat. Yang membanggakan
lagi baik KSB maupun Mbakyu Blogger sama-sama digawangi anak-anak muda Wonosobo
yang peduli dengan lingkungannya. Meski tidak meninggalkan orang tua sebagai sesepuh komunitas. Kesungguhannya dalam
mengemas beberapa acara yang berlangsung cukup sukses sudah beberapa event
terbukti berjalan dengan lancar. Jargon menulis yang sangat inspiratif adalah
‘Dengan menulis maka aku ada’ yang ditebarkan oleh Jusuf AN sang ketua KSB pada
acara workshop dan lomba penulisan sastra di Perpusda Wonosobo tahun lalu.
Bapak Suharno sesepuh komunitas |
Semoga dua
komunitas sosial ini ke depan lebih bersemangat lagi dalam menebarkan nuansa
literasi bagi warga masyarakat Wonosobo. Sehingga dapat mengangkat dan
melestarikan nilai-nilai budaya dan
potensi daerah demi Wonosobo ASRI. Berharap Wonosobo menjadi kota yang
peduli akan pelestarian nilai budaya, menuju kota investasi wisata sebagai
upaya peningkatan taraf ekonomi warga. Amin. Selamat berkaarya, Wonosobo
menunggumu dengan setia. (eko hastuti).
2 komentar:
senang bisa membaca tulisan (liputan) ini. maaf, kemarin tidak bisa hadir disebabkan tubuh yang sedang tidak beres. hehe.. sukses untuk acaranya. tetap semangat bu eko. salut.
Sama-sama Mas Jusuf. Semoga Komunitas Sastra Bimolukar terus eksis untuk menggairahkan warga Wonosobo agar bersemangat membaca dan menulis. Selamat, telah sukses menggelar acara. Makasih telah berkunjung dan memberi apresiasi.
Semoga lekas sembuh ya!
Posting Komentar