Selasa, 10 Juli 2012

TITIK BALIK : BERUBAH DENGAN TINDAKAN


Oleh : Eko Hastuti

Sebagian orang ada bersikap apatis ketika umur semakin udzur. Semangat turun gairah melemah dari hampir semua aktifitas hidup. Yang terasa hanya mudah lelah dan gampang mengeluh. Hasilnya, hidup terasa sepi, sunyi dan tak berarti lagi. Seakan badan sudah bau tanah atau masa tinggal menjemput maut. Sementara mereka tak pernah tahu kapan maut datang menghampirinya. Jelas, sikap ini hanya membuang-buang waktu saja. Atau menjadi cerminan bahwa mereka tidak bersyukur telah diberi karunia panjang umur. Tentu pandangan mereka berdampak terhadap kualitas hidupnya sehingga menjadi turun drastis. Tidak produktif lagi. Boro-boro punya dedikasi, bahkan prestasi sebagai puncak kinerja sepanjang hidupnya. Mereka merasa menjadi beban hidup bagi keluarganya (anak cucunya). Hari-hari pun terasa hampa. Masa-masa lalu satu per satu muncul silih berganti. Luka lama seakan ternganga lagi. Kegagalan demi kegagalan, kekecewaan demi kekecewaan, dan kebencian demi kebencian terkuak di pelupuk mata. Rasa dongkol, sedih, marah karena telah dikhianati membara di saat memori melintas sekejap di ujung mata. Semakin angan  melambung tinggi, kedukaan pun semakin dekat tersaji. Kebencian memuncak, penyesalan membuncah menyesaki dada serasa mau pecah. Memori yang hitam pekat, semakin kental nampak gelap. Menyelimuti hati jadi perih dalam raga dan jiwa yang semakin ringkih. Lebih ironis lagi bila kenyataan ini melanda kaum muda yang seharusnya sedang semangat-semangatnya merintis karier hidup. Atau sedang membara menjemput cinta untuk menuju ke mahligai rumah tangga.


Semangat Baru

Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi bila mereka pandai memanage hati. Bukankah pepatah mengatakan : Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Bila pepatah ini diartikan negatif, situasi akan semakin sulit. Karena melambangkan orang yang sudah berumur tapi kelakuannya semakin tak karuan. Petualangan cinta tak berakhir, seolah dirinya masih muda seperti dulu. Sehingga di saat tua, malah kelakuan bejatnya semakin menggila. Namun, bila dimaknai secara positif, ia akan menyadari bahwa di usia senja ia harus bisa menempatkan diri. Jadi panutan atau teladan kaum muda, jadi junjungan anak cucu karena kharisma jiwanya nan mempesona. Menjadi tempat  bertanya, karena banyak ilmu, luas wawasan, bijaksana, sabar dan ikhlas.
Bagi pihak yang jiwanya rapuh, bisa dimulai dengan membangun semangat baru. Mengapa harus tampil dengan semangat dan jiwa baru? Kata baru bila dicermati secara mendalam mengandung energi positif yang bisa menggerakkan jiwa dan raga untuk berubah. Mindset seperti dilukiskan di bagian awal tulisan ini tak berlaku lagi. Krishnamurti, seorang mindset motivator menegaskan bahwa dalam kata ‘baru’ terkandung rasa perubahan, rasa reformasi, rasa tranformasi dan rasa menjadi baru. Kata baru dapat memberi energi kolektif yang indah dan dasyat. Sehingga pola pikir lama berubah menjadi pola pikir baru. Usia boleh tua, namun jiwa selalu muda. Dampak positifnya : tetap tegak berdiri, kencang berlari, dan terbang tinggi. Lepaskan beban berat masa lalu, karena masa lalu yang kelabu hanya mempertebal beban berat yang selalu menggelantung di punggung. Letakkan beban berat di punggungmu dan jangan angkat lagi. Tinggalkan! Bila cara ini susah dipraktekan bisa dengan cara step by step berikut ini (Krishnamurti) :
1.      Bakar memori masa lalu agar hangus dan lenyap. Benda-benda yang mengikat emosi dan memori seperti foto, surat, cinderamata, dll hanguskan semua.
2.      Hapus kotoran hitam hati. Kesalahan-kesalahan masa lalu hapus hingga kembali putih bersih.
3.      Buang sesuatu yang dianggap berat dan takberguna, sehingga kita merasa lebih nyaman.
4.      Bagikan sesuatu yang membangkitkan emosi tapi masih bermanfaat bagi orang lain, dengan keyakinan berbagi itu akan menerima rezeki yang berlimpah.
5.      Kubur memori yang gelap dan hitam, ambil hikmahnya saja agar tak terulang lagi pada masa-masa selanjutnya.
6.      Bangun harapan baru, impian baru, tujuan baru, dengan semangat baru. Bisa dengan merumuskan dalam kalimat motivasi. Anything is possible, di mana ada kemauan pasti ada jalan. Bekerja keras adalah ibadah. Semakin aku fokus, semakin cepat mencapai impian. Semakin keras aku bekerja, semakin sulit aku menyerah.

Atasi Stress dengan Bijak

Tidak jarang saat kita ingin berubah justru menghadapi keadaan yang memburuk. Jadinya stress yang didapat. Bisa jadi ketika bangun dari mimpi buruk, kita terlalu banyak merumuskan keinginan sehingga dalam waktu yang bersamaan tingkat ketercapaian rendah. Mario Teguh, motivator ulung mengingatkan agar jangan miliki banyak keinginan karena hanya akan membuat impian buruk. Fokuslah pada satu keinginan yang jelas. Satu keinginan saja bila berhasil akan memenuhi keinginan-keinginan lainnya. Segeralah bertindak, karena keberhasilan itu dari tindakan. Bekerja keraslah. Kalau kita bekerja setengah keras, pekerjaan menjadi dobel keras. Tapi kalau kita bekerja sangat  keras, pekerjaan menjadi lunak. Jadi, jangan biarkan waktu berlalu tanpa kegiatan. Sibuklah dengan kegiatanmu untuk mewujudkan keinginan baru yang ingin dicapai. Sibuk itu cara terbaik bersabar. Sedang doa adalah penyelesaian stress terbaik (Mario Teguh Golgen Ways).

Dalam mengarungi hidup bisa jadi lebih banyak mendapati kegagalan atau masalah. Namun bila masalah itu tidak menjadi hambatan, maka hadapi masalah-masalahmu sebagai pijakan untuk meraih kesuksesan. Bebaskan diri kita dari masalah karena masalah selalu datang saat kita lemah. “ Bukan beban yang merusak kedamaian namun salah cara kita memikul” kata Mario Teguh. Stress itu hanya penekanan, maka jadilah pribadi yang bermental kuat. Jangan berharap orang yang bermental lemah menjadi pribadi yang berjiwa besar dengan tanggungjawab yang luas. Hanya orang-orang yang berotot keras dan berjiwa kuat yang sanggup memikul jiwa besar dan tanggungjawab luas.

Mulai hari dan detik ini, jadikan TITIK BALIK kehidupan.Hentikan kita membandingkan dengan keberhasilan orang lain. Karena itu hanya membuat kita stress. Bandingkan proses orang lain dalam meraih keberhasilan karena dengan begitu kita mendapat pelajaran. Bukankah kegagalan orang lain itu menjadi jalan bagi kita menuju keberhasilan bila kita mampu melaksanakan. Dunia itu tumbuh dari kegagalan orang lain. Maka, jangan membenci kehidupan hanya karena menghadapi masalah yang membuat stress. Jadikan stress sebagai proses kehidupan.  Ingat, tidak  ada orang yang hebat, yang ada adalah orang yang terlatih Setiap orang pasti pernah menemui kegagalan dalam proses hidup. Namun, tidak semua orang bisa menyikapi kegagalan sebagai kunci kesuksesan. Bila gagal menjadi stress itu berarti ia tidak belajar dalam hidup. Belajarlah dari kegagalan sendiri dan orang lain, agar tumbuh kedewasaan dalam bersikap. Mulailah dari pengendalian dalam tindakan supaya terhindari dari kegagalan hidup. Camkan kata-kata super Mario Teguh ini , “ INDAHNYA HIDUP INI BUKAN INDAHNYA KENDARAAN, TAPI INDAHNYA PENGENDALIAN”.

Tentu saja termasuk pengendalian untuk tidak menyesali umur yang sudah tua, dan raga yang semakin renta. Waktu terasa hampa tanpa aktifitas apa pun kecuali merenda hari dengan kecewa dan sedih. Fokuskan satu keinginan dan bertindaklah di titik itu. Tegaklah berdiri, cepatlah berlari, terbanglah lebih tinggi tuk meraih mimpi. Usia yang semakin matang jangan biarkan jadi halangan untuk tetap berputar kencang. AYO BERUBAH. Anggaplah masa sulit sebagai pengasah pribadi menjadi tangguh, ulet dan lebih hati-hati. Tidak usah takut gagal. “ Melakukan kealahan hidup bukan saja lebih terhormat, tetapi lebih bermanfaat dari pada tidak melakukan apa-apa sama sekali (George Bernand Shaw)”. Jadi, kenapa harus takut memulai?  “ Lakukanlah apa yang takut anda lakukan, maka rasa takut itu akan hilang (Ralp Walds Emerson). Tumbuhkan kembali jiwa untuk hidup. Jiwa perjuangan, karena hidup adalah perjuangan untuk mewujudkan impian. Ingatlah kata bijak dari aktor laga Hollywood yang juga menjadi Gubernur Kalifornia, Arnold Schwarzenegger, bahwa “Kekuatan bukan bersumber dari kemenangan. Perjuangan adalah yang melahirkan kekuatan. Ketika menghadapi kesulitan tidak menyerah, itulah kekuatan anda”. Jadi, menjadi tua, siapa takut?





Tidak ada komentar: