Izinkan, kupunguti diksi yang bertebaran
di hamparan lembah, bentangan ngarai
antara tumpukan ilalang kering
pada dahan-dahan tua
yang lapuk dimakan waktu
meski jalan terjal berliku
di situlah anak ideku lahir
mematri pesona alam yang tak habis
kuukir sebagai prasasti
di lipatan musim nanti
Izinkan, kupetik frasa
yang bergelantungan di tebing-tebing kehidupan
yang semakin terjal dan curam
untuk kusangrai dalam bejana
sebagai jejak langkahku yang teserak
kala mengeja tanda keagungan-Nya
jadi pengingat bahwa kitalah
yang menjadikannya terluka
Izinkan, kuracik larik-larik puisi
dari sengat matahari
lebatnya hujan
gelapnya malam
karena jari-jari matahari
adalah bara jiwaku
pekatnya hujan mengalunkan melodi
sedang bulan dan bintang
jadi lentera jalan kebenaran
Izinkan, kuberkelana ke ujung dunia
untuk kugoreskan barang setitik tinta
untuk menuang cinta
bukankah kanvas kehidupan ini
milik bersama?
Wonosobo, Oktober
2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar