Sabtu, 27 Februari 2010

INFO PERPUSTAKAAN

ACTION CONTROL
Action control merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek aktivitas  agar karyawan hanya melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Perpustakaan Srikandi, sebagai salah satu organisasi sosial yang memberi pelayanan penyedia akses pendidikan berupa peminjaman buku-buku bacaan  bersifat nir laba.
Meski demikian, pengelola juga menerapkan action control dalam penyelenggaraan perpustakaan desa ini. Action control yang dilakukan di perpustakaan kami lebih bersifat preventif, baik bagi pengelola maupun pengguna agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Di antara action control yang telah dilakukan di Perpustakaan Srikandi yaitu
1. Pembatasan Perilaku (behavioral constraints).
    Pembatasan perilaku diterapkan bagi pengelola maupun pengguna Perpustakaan Srikandi. Bagi pengelola, kami membagi tugas menjadi pengurus inti (ketua, sekretaris, bendahara) dan  petugas bidang pengadaan, pengolahan, pelayanan, dan pengembangan.
a. Pengurus inti  bertanggung jawab terhadap keberlangsungan Perpustakaan. Ketua sebagai manager bertugas memanage pengelola lain agar bertanggungjawab terhadap tugas masing-masing dan melakukan koordinasi  dengan berbagai pihak.Bendahara bertanggungjawab mengelola keuangan dan sekretaris mengurusi segala administrasi yang diperlukan bagi penyelenggaraan perpustakaan.
b. Petugas bidang pengadaan bertugas mengadakan bahan pustaka baik melalui pembelian, permohonan bantuan/sumbangan, hibah, dll
c. Petugas bidang pengolahan, bertanggung jawab dalam mengolah bahan pustaka mulai dari inventarisasi, klasifikasi, dan katalogisasi.
d. Petugas bidang  pelayanan, melayankan koleksi pustaka baik buku maupun non buku kepada pengguna dengan ramah ,bersahabat, dan ikhlas.
e. Petugas bidang pengembangan minat baca, bertugas meningkatkan minat baca pengguna melalui berbagai kegiatan yang efektif, kondusif, murah, dan bermanfaat  bagi masyarakat pengguna perpustakaan. Berbagai kegiatan yang variatif dan menarik sangat berguna bagi promosi peningkatan budaya baca di kalangan masyarakat.
f. Pengelola dan petugas masing-masing bidang  selalu mengadakan koordinasi demi kelancaraan dan kemajuan perpustakaan.
g. Petugas pelayanan datang lebih awal dari jam buka perpustakaan agar siap  melayani pengguna. Walaupun tidak mengenakan seragam,namun dihimbau agar petugas berpakaian rapi dan sopan.
h. Petugas pelayanan memberesi ruang perpustakaan, merapikan buku, dan mainan anak setelah pengunjung pulang, dan jam buka/pelayanan tutup.
i. Bagi pengunjung, kami telah buatkan tata tertib pengunjung perputakaan yang ditempel di samping pintu masuk perpustakaan.( spt: mengenakan baju yang rapi dan sopan, membawa kartu anggota bagi yg mau pinjam, menjaga kebersihan, tidak merusak buku, tidak makan di dalam ruangan, mengisi buku kunjungan,dll)
2.Pembatasan Administrasi :
a. Petugas menyiapkan administrasi perpustakaan seperti buku kunjungan dan buku peminjaman
b. Petugas mencatat buku-buku yang dipinjam.
c. Petugas menghitung denda keterlambatan bila ada pengguna yang terlambat mengembalikan buku
d. Petugas mendaftar anggota baru dalam Buku Anggota
e. Petugas mengisi daftar hadir petugas piket
f. Petugas menghimbau tamu yang berkunjung selain anggota untuk mengisi Buku Tamu
g. Menghimbau pengunjung untuk mengisi Buku Kunjung bagi yang lupa menuliskan
h. Mengawasi pengunjung secara tidak langsung  demi keselamatan buku dan koleksi lainnya

PEOPLE CONTROL
People Control ( pengendalian orang)  adalah suatu strategi pengendalian yang menfokuskan pada tipe –tipe orang yang terpilih yang dapat dipercaya untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. People control di Perpustakaan Srikandi lebih  bersifat mutual monitoring (saling memonitor).Suatu organisasi akan efektif dan efisien apabila sanggup melaksanakan people control sebagai suatu budaya yang dipahami dan dilaksanakan oleh semua pengelola/pengurus. Mutual monitoring dilakukan  sebulan sekali, yakni setiap tanggal 14 dalam kegiatan pertemuan rutin pengelola perpustakaan Srikandi.
Pengendalian Personal :.
Pembagian tugas pada Perpustakaan Srikandi berdasarkan kemampuan seseorang dalam bidang tertentu. Misalnya : Bendahara dipegang orang yang tahu seluk- beluk pengelolaan uang. Sekretaris dijabat minimal orang yang mampu mengoperasikan computer dan tahu tentang surat-menyurat. Ketua dipegang oleh seseorang yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan memiliki dedikasi tinggi terhadap kemajuan perpustakaan. Petugas pengolahan buku maupun pelayanan setidaknya mengetahuan dasar-dasar penyelenggaraan perpustakaan desa dan memiliki waktu luang untuk bertugas sesuai jadwal piket yang telah disepakati.Agar pengelola dan petugas memiliki kompetensi yang dibutuhkan seperti tersebut di atas, perlu adanya kegiatan training (pelatihan) baik dilakukan sendiri di perpustakaan Srikandi ataupun magang di Perpusda Kabupaten Wonosobo. Training dalam bentuk tidak formal yaitu melalui  informal meeting .Pertemuan ini untuk  berbagi masukan positif bidang apapun (pengadaan, pengolahan, pelayanan,pengembangan) yang selama ini masih dirasakan perlu perbaikan dan peningkatan.
Pengendalian Kultural :
Penetapan visi dan misi dalam penyelenggaraan Perpustakaan secara jelas akan  memunculkan ikatan emosional bagi pengelola suatu organisasi (perpustakaan).Agar pengelola dapat bekerja secara optimal perlu juga disepakati suatu slogan atau moto agar mudah dicapai dan diwujudkan dalam pelaksanaan harian. Moto Perpustakaan Srikandi adalah BUKU ITU TEMANKU, MEMBACA HOBYKU, DAN PERPUSTAKAAN  ADALAH  RUMAH BELAJARKU.
Penghargaan kelompok berupa pengakuan sebagai perpustakaan terbaik Se-Jawa Tengah tahun 2006, ternyata  dapat memperkuat semangat pengabdian bagi pengelola untuk terus memajukan perpustakaan. Penghargaan kelompok bentuk lain berupa bantuan sarana prasarana perpustakaan dari pemerintah pusat maupun daerah juga sangat mendukung budaya untuk tampil terbaik . Pemberian insentif secara kelompok dari  instansi/lembaga tertentu juga sangat mendukung kebersamaan kelompok dalam ikut menjaga citra organisasi yang sudah baik.
Penataan Fisik
Istilah penataan fisik di dalam perpustakaan lebih dikenal  dengan setting ruangan. Dengan menyetting ruangan secara insidental ternyata dapat menumbuhkan gairah /semangat untuk bertugas di perpustakaan. Di samping untuk  mengatasi kebosanan, penataan tempat dan pengaturan ruang yang baik dan menarik juga dapat menarik minat pengguna untuk hadir/ mengunjungi perpustakaan.

Tidak ada komentar: